IKLAN KUPING KANAN PASISI 12
IKLAN POSISI 13

Sejarah Perang Padri, Perdebatan Islam dan Kaum Adat di Minangkabau?

Ilustrasi (wikipedia)
Ilustrasi (wikipedia)
PT GITO PERDANA SEJAHTERA

PERANG Padri adalah salah satu konflik besar dalam sejarah Indonesia pada abad ke-19 yang berlangsung di wilayah Minangkabau, Sumatra Barat. Perang ini terjadi antara tahun 1803 hingga 1837 dan melibatkan dua kekuatan utama Kaum Padri dan Kaum Adat. Perang ini bukan hanya konflik bersenjata biasa, melainkan pertempuran antara dua pandangan dunia reformisme Islam dan adat istiadat lokal.

Konflik ini menjadi lebih kompleks ketika Belanda ikut campur tangan demi kepentingan kolonial mereka. Dalam perkembangannya, Perang Padri menjadi simbol perjuangan melawan penjajahan dan memainkan peranan penting dalam pembentukan identitas sosial, budaya, dan keagamaan masyarakat Minangkabau.

Latar Belakang Sosial dan KeagamaanMasyarakat Minangkabau Sebelum Perang

Sebelum meletusnya Perang Padri, masyarakat Minangkabau menjalani kehidupan yang sangat dipengaruhi oleh adat istiadat. Sistem kekerabatan mereka menganut matrilineal, yakni garis keturunan dari pihak ibu, berbeda dengan sistem patriarki yang umum di masyarakat Muslim lainnya.

Meskipun Islam telah dianut secara luas sejak abad ke-16, penerapannya bercampur dengan tradisi adat yang telah mengakar lama. Hal-hal seperti perjudian, sabung ayam, minum-minuman keras, bahkan perbudakan, masih ditemukan di tengah masyarakat.

Advertisement
BANNER POSISI 14
Scroll kebawah untuk lihat konten
Munculnya Gerakan Padri

Gerakan Padri muncul sebagai reaksi terhadap kondisi sosial dan keagamaan tersebut. Sekelompok ulama Minangkabau, yang telah menunaikan ibadah haji ke Mekah, menyaksikan gerakan pembaruan Islam yang digalakkan oleh Muhammad ibn Abd al-Wahhab di Arab Saudi. Setelah kembali ke tanah air sekitar tahun 1803, mereka membawa semangat reformasi dan ingin membersihkan praktik-praktik yang dianggap bid’ah, khurafat, dan bertentangan dengan Islam.

Gerakan ini dipimpin oleh ulama-ulama seperti Haji Miskin, Haji Piobang, Haji Sumanik, dan yang paling terkenal Tuanku Imam Bonjol. Mereka mulai melakukan dakwah secara keras untuk menghapus kebiasaan adat yang dianggap menyimpang.

Konflik dengan Kaum Adat

Kaum Adat adalah golongan bangsawan dan pemuka masyarakat Minangkabau yang mempertahankan adat istiadat lokal. Mereka merasa terancam oleh gerakan Padri yang ingin menghapuskan adat yang telah lama mereka pegang.

Editor : Marjeni Rokcalva
IKLAN POSISI 15
Bagikan

Berita Terkait
AMSI MEMBER
Terkini
BANNER POSOSI 5
IKLAN LAYANAN MASYARAKAT SAMPAH