PERKEMBANGAN tekonologi digital membawa perubahan yang besar terhadap cara masyarakat berpastisipasi dalam politik, terutama melalui platform media sosial. Pada Pemilu Tahun 2019 masyarakat lebih banyak mengandalkan media seperti televisi atau surat kabar, sedangkan pada pemilu tahun 2024, media sosial menjadi sumber utama masyarakat untuk mendapatkan informasi politik, khususnya di generasi muda.
Platform seperti instargram, tiktok, X (twitter) dan youtube kini menjadi ruang publik untuk mengenal calon pemimpin, memahami isu nasional, serta menyuarakan pendapatnya secara langsung. Fonomena ini menunjukkan bahwa media sosial telah menjadi sarana baru yang cukup efektif dalam menampung dan meningkatkan partisipasi politik masyarakat.
Dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan bahwa tingkat partisipasi pemilih pada pemilu tahun 2024 mencapai yakni 83,58 persen, sementara pada Pilpres 2019 sebesar 81,97 persen. Tingkat partisipasi di tahun 2024 merupakan yang tertinggi sejak Pilpres 2004 (AntaraNews). Peningkatan ini mencerminkan bahwa kesadaran politik masyarakat semakin tinggi, terutama di kalangan muda.
Survei Katadata Insight Center (2023) menunjukkan bahwa lebih dari 77,5% anak muda meyakini bahwa media sosial mampu memengaruhi arah kebijakan dan keputusan politik di Indonesia. Banyak di antara mereka yang mengikuti akun edukatif politik, menonton debat calon pemimpin melalui platform sosial media seperti Youtube atau menyimak info grafis pemilu di berbagai platform seperti Instagram. Hal ini memperlihatkan bahwa media sosial tidak hanya sekedar menjadi tempat hiburan, tetapi juga ruang belajar politik.
Media sosial juga berperan penting dalam mendorong partisipasi aktif masyarakat. Kampanye digital dengan tagar yang disebarkan oleh KPU, influencer, dan komunitas pemuda – pemuda, seperti #ayoMemilih, #JadilahPemilihCerdas, #SuaramuBerharga dan sebagainya. Untuk meningkatkan kesadaran baru masyarakat untuk tidak golput. Banyak konten kreator dan aktivis menggunakan platform digital untuk menjelaskan pentingnya pemilu yang bersih serta transparan. Mereka menyajikan isu – isu politik dengan gaya yang ringan dan menarik, sehingga lebih mudah dipahami oleh generasi muda. Bahkan, diskusi politik kini tidak lagi terbatas hanya di forum formal, melainkan berkembang melalui kolom komentar di ruang Twitter Space, hingga video edukasi singkat di TikTok.
Dengan demikian, media sosial telah menjadi faktor penting dalam meningkatnya partisipasi politi pada pemilu 2024 dibandingkan dengan pemilu 2019. Ruang digital telah memperluas akses informasi, mempercepat penyebaran isu, dan menumbuhkan budaya partisipasi politik yang aktif, terutama di kalangan generasi muda kedepan, tantangan bagi pemerintah dan masyarakat adalah memastikan media sosial tetap menjadi ruang demokratis yang sehat serta tempat dimana setiap warga bisa belajar, berdiskusi, berpendapat dan berpastisipasi tanpa disesatkan oleh informasi – informasi palsu atau kepentingan yang sempit.
Dan jika dikelola dengan baik, maka media sosial akan terus menjadi kekuatan besar dalam memperkuat demokrasi di Indonesia. (***)
