IKLAN KUPING KANAN PASISI 12
IKLAN POSISI 13

Pisau yang Terus Diasah: Genta Al Gifari dan Semangat Taekwondo Ranah Minang

Muhammad Genta Al Gifari, 19 tahun,saat bertanding di PON Beladiri II 2025 Kudus. Foto: Humas KONI Sumbar
Muhammad Genta Al Gifari, 19 tahun,saat bertanding di PON Beladiri II 2025 Kudus. Foto: Humas KONI Sumbar
PT GITO PERDANA SEJAHTERA

Di tengah riuh sorak arena PON Beladiri II 2025 Kudus, seorang pemuda berpostur jangkung dari Baso, Agam, menunduk sambil menatap medali perunggunya.

Nama itu — Muhammad Genta Al Gifari, 19 tahun — mungkin belum sepopuler atlet senior lainnya, tapi dari tangannya, Sumatera Barat mencatat medali pertamanya di ajang PON Beladiri tahun ini.

“Medali ini baru langkah awal,” katanya pelan, dengan senyum malu-malu khas anak rantau. “Saya jadikan hasil PON Beladiri ini sebagai ajang evaluasi diri. Latihan harus lebih keras lagi supaya bisa tampil lebih baik di iven berikutnya.”

Perjuangan Genta menuju podium bukan jalan instan. Ia baru mengenal taekwondo pada tahun 2021, di Dojang Kodim 0304 Agam/Bukittinggi.

Advertisement
BANNER POSISI 14
Scroll kebawah untuk lihat konten
Awalnya hanya ikut-ikutan teman, tapi siapa sangka, beberapa bulan kemudian ia sudah meraih medali perak di Kejuaraan Terbuka Bukittinggi 2021.

Sejak saat itu, semangatnya tak pernah surut.

Dari emas Kejurwil Aceh 2022, perunggu Popnas 2023, hingga emas Pomnas 2025, setiap kejuaraan menjadi batu loncatan menuju mimpi yang lebih besar. Hingga akhirnya, di Kudus, Genta kembali berdiri di atas matras nasional dan mempersembahkan perunggu di kelas -80 kilogram untuk Ranah Minang.

Editor : Marjeni Rokcalva
IKLAN POSISI 15
Bagikan

Berita Terkait
AMSI MEMBER
Terkini
BANNER POSOSI 5
IKLAN LAYANAN MASYARAKAT SAMPAH