Ruang bangunan Istana Pagaruyung memiliki anjung atau penaikan lantai di sisi kanan dan kirinya. Adanya anjung dalam istana ini menunjukkan jati diri Istana Pagaruyung sebagai Rumah Gadang Koto Piliang, yang memegang sistem pemerintahan aristokrat, yaitu posisi duduk orang berbeda berdasarkan statusnya.
Museum Istano Basa Pagaruyung adalah museum khusus. Hal ini karena dahulunya Istano Basa Pagaruyung dahulu merupakan kediaman dari Raja Alam, sekaligus digunakan sebagai pusat pemerintah dari sistem konfederasi yang dipimpin oleh triumvirat atau tiga pemimpin yang diberi julukan Rajo Tigo Selo.
Penjual Deta (topi khas Minangkabayu) menata dagangan.
Sesuai dengan penggunaannya di masa lalu, lantai dua Istana Pagaruyung sendiri merupakan kamar tidur raja dan lantai tiga istana ini diperuntukkan sebagai tempat semedi sekaligus lokasi untuk memantau saat terjadi perang.
Tiga Warna Penuh Makna Kebesaran Minangkabau
Alfi Indra, petugas penjaga di atas rumah gadang Istano Basa Pagaruyung, Sabtu (7/12/2024) bercerita soal lain yang juga menjadi ornamen luar Istano Basa Pagaruyung. Yakni cerita soal tiga warna yang ada di marawa (bendera) --Kunin, Merah dan Hitam. Menurutnya itu sesuai dengan Tambo Adat atau cerita turun temurun tentang asal muasal Orang Minang.
Disebutkannya, warna kuning itu digunakan untuk sebuah daerah yang baru terbentuk yakni Tanah Datar yang dikenal dengan Luak Nan Tuo. Sedangkan warna merah disematkan kepada Luak Agam (daerah perkembangan kedua yang dibangun setelah Tanah Datar). Dan terakhir simbol warna hitam menggambarkan kerasnya kehidupan di Luah Lima Puluh Kota.
Tarian massal anak TK mewarnai Festival Pesona Minangkabau 2024
Editor : Berita Minang