“Terkait sekolah rakyat, kita sudah mengusulkan beberapa lokasi ke Kementerian Sosial. Tinggal menunggu proses verifikasi,” ungkapnya.
Kendati merealisasikan semua itu tidak mudah, namun ia percaya dengan komitmen yang kuat dan sinergitas lintas sektor, tantangan itu akan dapat terselesaikan secara optimal.
“Kalau sehari bisa 25 jam, mungkin itulah gambaran waktu yang dibutuhkan ke depan. Tapi saya siap. Karena ini amanah dan kehormatan besar bagi saya, tentu untuk menuntaskan semua itu, saya berharap mendapat dukungan dari semua pihak, baik dari internal maupun eksternal,” pungkasnya sambil tersenyum.
Membangun Birokrasi Kompalk
Sedangkan soal birokrasi dan ASN, Sekdaprov Sumbar yang baru Arry Yuswandi, S.KM, M.KM, juga menegaskan komitmennya untuk membangun birokrasi yang kompak, adaptif, dan mengutamakan pelayanan prima di Pemprov Sumbar.
“Mari kita jaga kekompakan antar sesama aparatur, kita hadirkan birokrasi yang melayani, bukan mempersulit. Bekerjalah sepenuh hati untuk masyarakat,” ujar Arry.
Dalam kondisi tersebut, birokrasi yang terpecah akibat ego sektoral hanya akan menjadi hambatan bagi laju pembangunan.
“Seluruh ASN harus bahu membahu untuk membuktikan birokrasi yang berkinerja tinggi, efisien, dan melayani. Jangan terpecah belah hanya karena komunikasi yang tidak lancar,” tegasnya.
Lebih lanjut, Arry mendorong seluruh jajaran di lingkup Pemprov Sumbar untuk membangun energi positif di lingkungan kerjanya masing-masing. Jadikan sinergi dan kolaborasi lintas sektor sebagai pondasi dalam menyukseskan program-program strategis daerah.
Editor : Marjeni Rokcalva