Sesampainya di makam dilanjutkan dengan membersihkan makam terlebih dahulu dengan membuang dedaunan dan memotong rumput yang mungkin ada di makam. Membersihkan makam pun ada adab nya seperti di Padang Laweh di yakini oleh masyarakat setempat bahwasanya tidak boleh mencabut rumput yang ada di makam karena jika rumput yang ada di makam dicabut arwah yang ada di dalam makam akan merasakan sakit seperti bulu nya dicabut dari kulitnya, bulu yang ada di kulit orang yang telah meninggal ini di ibaratkan dengan rumput yang ada di atas makam tersebut. Maka jika rumput di cabut orang yang ada di dalam makam akan merasa kesakitan.
Sebelum berdoa dibakar lah kemenyan.oleh satu orang perempuan yang ada dalam rombongan Bararak , kemenyan Merupakan pohon penghasil getah kemenyan, yaitu berupa resin atau getah yang digunakan sebagai bahan obat, dan perlengkapan untuk melakukan doa, kemenyan digunakan dengan cara di bakar. Kemenyan ini untuk mengartikan agar doa tersampaikan kepada orang yang akan di doakan, Setelah makam bersih dan kemenyan telah dihidupkan barulah berdoa yang di pimpin oleh orang siak .
Kenapa masih menggunakan kemenyan? Tentunya dikarenakan hal-hal seperti ini masih dipercayai oleh sebagian masyarakat Padang Laweh kalau kemenyan dapat membantu menyampaikan doa mereka kepada Allah SWT.
Orang siak akan berpindah dari makam satu ke makam lainnya untuk memimpin doa sampai semua makam keluarga yang mengadakan kegiatan bararak selesai didoakan oleh orang siak .
Kegiatan bararak tidak hanya dilaksanakan oleh orang yang memiliki tempat tinggal dekat dengan makam, namun keluarga yang memiliki tempat tinggal jauh dari makam tetap melakukan kegiatan bararak dan tidak menghalangi keluarga untuk tetap berdoa ke makam.
Mereka akan datang menggunakan kendaraan seperti mobil dan ada juga yang mengunakan motor untuk sampai menuju makam .
Setelah kegiatan berdoa di makam telah selesai barulah mereka pulang bersama-sama ke rumah masing-masing, orang siak pun akan di beri bingkisan yang berisi kue dan uang seikhlasnya dari keluarga yang melakukan kegiatan Bararak.
Maka tidak heran jika mengunjungi padang laweh pada hari 1 sampai hari ke 3 raya idul fitri akan banyak ditemui rombongan orang yang melakukan kegiatan bararak, tidak hanya satu rombongan bararak melainkan banyak rombongan orang berarak beramai-ramai ke makam untuk mendoakan keluarga yang telah pergi mendahului mereka.
Dari kegiatan bararak ini dapat dilihat bahwasanya adat dan tradisi di padang laweh masih kental seperti masih adanya masyarakat yang mempercayai kalau memakai kemenyan dapat menyampaikan doa mereka. ***
Editor :