Penundaan ini, menurut Wawako, diduga karena permasalahan keuangan di setiap pemerintah daerah, termasuk Kota Bukittinggi sendiri, selaku tuan rumah. Sehingga pelaksanaannya ditunda dan waktu penyelenggaraannya pun diperpendek menjadi enam hari lima malam atau hingga 18 Desember 2025, dengan mempertandingkan 13 cabang, dan 35 golongan, katanya.
“kondisi keuangan menjadi keluhan bagi seluruh daerah, sehingga beberapa kafilah dari daerah lain,mengaku tidak akan lama berada di Bukittinggi, agar tidak berdampak pada biaya yang akan dikeluarkan oleh pemda-nya. Masalah keuangan ini merata di seluruh daerah, termasuk Bukittinggi sendiri, yang tentu akan melakukan efisiensi dari persiapan sebagai tuan rumah,” jelas Wawako didampingi Sekda, Rismal Hadi.
“Kita tetap targetkan tiga sukses. Sukses persiapan, sukses pelaksanaan dan sukses prestasi. Meski ada efisiensi anggaran, namun untuk prestasi, tidak ada “efisiensi”, kita tetap targerkan prestasi kita meningkat dari posisi 7 pada MTQ ke 40 di Solok Selatan 2023 lalu, minimal masuk enam besar,”pungkasnya.( yus)
Editor : Medio Agusta