IKLAN KUPING KANAN PASISI 12
IKLAN POSISI 13

Gala Sako: Simbol Kepemimpinan dan Kehormatan di Minangkabau

Foto Muhammad Fawzan
Ilustrasi Gala Sako: Simbol Kepemimpinan dan Kehormatan di Minangkabau
PT GITO PERDANA SEJAHTERA

GALA SAKO merupakan salah satu unsur terpenting dalam struktur adat Minangkabau. Ia bukan sekadar gelar kehormatan, melainkan simbol tanggung jawab, kebijaksanaan, dan kewajiban sosial yang diemban oleh seorang pemimpin kaum. Dalam sistem matrilineal Minangkabau, gala sako diwariskan melalui garis ibu atau batali darah, menegaskan pentingnya kontinuitas dan kekerabatan dalam menjaga tatanan adat.

Sebagaimana pepatah klasik yang sering dikutip di Minangkabau, “Ketek banamo, gadang bagala, coitu iduik di Minangkabau.”

Artinya, setiap orang memiliki nama ketika kecil, dan ketika dewasa akan diberi gelar yang menandakan peran dan tanggung jawabnya dalam masyarakat. Gelar adat bukan sekadar penanda sosial, tetapi juga bukti kedewasaan moral seseorang dalam memahami nilai adat dan agama.

Makna dan Fungsi Gala Sako

Gala sako diberikan kepada laki-laki yang dianggap memiliki kemampuan memimpin, bersikap adil, dan memahami adat dengan baik. Penganugerahan gelar ini dilakukan secara musyawarah oleh seluruh anggota kaum, sehingga prosesnya mencerminkan nilai demokrasi tradisional yang telah lama hidup di Minangkabau.

Advertisement
BANNER POSISI 14
Scroll kebawah untuk lihat konten
Menurut tokoh adat H. Arifi, “Gelar sako adalah simbol identitas adat yang menandai seseorang sebagai pemimpin kaum. Ini bukan hanya tentang kehormatan, tetapi juga tanggung jawab untuk menjaga adat dan menyelesaikan berbagai persoalan kaum.”

Seorang datuk pemegang gala sako tertinggi bertugas sebagai penasehat, pelindung, dan penjaga keseimbangan sosial. Ia menjadi perantara dalam penyelesaian konflik, menjaga tanah ulayat, serta memastikan nilai-nilai adat tetap dijalankan di tengah arus modernisasi.

Proses Pemilihan Datuk

Pemilihan datuk dilakukan dengan hati-hati dan penuh pertimbangan. Seorang calon harus memahami falsafah adat adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah serta memiliki kebijaksanaan dalam mengambil keputusan. Setelah disepakati oleh seluruh anggota kaum, barulah gelar disahkan melalui prosesi adat yang disebut batagak gala atau batagak datuk.

Upacara ini disertai dengan pidato adat, doa, serta simbol-simbol penghormatan seperti pemasangan saluak (destar) di kepala sebagai lambang kebijaksanaan dan tanggung jawab moral.

IKLAN POSISI 15
Bagikan

Opini lainnya
AMSI MEMBER
Terkini
BANNER POSOSI 5
IKLAN LAYANAN MASYARAKAT SAMPAH