IKLAN KUPING KANAN PASISI 12
IKLAN POSISI 13

Makna Pepapatah Minang: Mandapek Samo Balabo, Kailangan Samo Rugi

Ilustrasi (Istano Basa Pagaruyuang). Dok.
Ilustrasi (Istano Basa Pagaruyuang). Dok.
PT GITO PERDANA SEJAHTERA

mandapek samo balabo, kailangan samo rugi bisa diterapkan dalam bentuk keadilan distributif dan solidaritas. Di tempat kerja, misalnya, keberhasilan perusahaan seharusnya menjadi keberhasilan semua pihak—pemilik modal, manajer, dan karyawan. Ketika perusahaan memperoleh keuntungan, pembagian bonus atau insentif harus mencerminkan kontribusi dan kerja keras seluruh tim. Sebaliknya, ketika perusahaan menghadapi tantangan atau kerugian, tidak semestinya hanya pekerja lapisan bawah yang dikorbankan, sementara manajemen tetap mendapat keuntungan. Dalam masyarakat, prinsip ini juga bisa menjadi landasan dalam membentuk kebijakan publik yang adil. Pemerintah yang bijak akan memastikan bahwa pembangunan tidak hanya dinikmati oleh sebagian kecil elite, tetapi juga menyentuh masyarakat akar rumput. Ketika terjadi krisis seperti pandemi, tanggung jawab sosial juga harus dibagi: tidak boleh beban hanya ditanggung oleh masyarakat kecil, sementara kelompok yang lebih kuat secara ekonomi tidak berkontribusi.

Tantangan dan Pelestarian Nilai

Sayangnya, dalam kehidupan modern yang makin individualistis dan kompetitif, semangat kebersamaan dan keadilan sering kali tergerus. Banyak orang lebih fokus pada pencapaian pribadi tanpa memperhatikan dampaknya terhadap orang lain. Oleh karena itu, pepatah seperti mandapek samo balabo, kailangan samo rugi perlu dihidupkan kembali dalam praktik kehidupan sehari-hari. Pelestarian nilai ini bisa dilakukan melalui pendidikan karakter, pelajaran adat dan budaya lokal di sekolah, serta penguatan peran lembaga adat dalam masyarakat. Tidak hanya itu, keluarga sebagai unit terkecil masyarakat juga harus menjadi tempat pertama untuk menanamkan nilai kebersamaan dan keadilan kepada anak-anak sejak dini.

Penutup

Advertisement
BANNER POSISI 14
Scroll kebawah untuk lihat konten
Pepatah “Mandapek samo balabo, kailangan samo rugi” merupakan warisan budaya Minangkabau yang mengajarkan pentingnya keadilan dan solidaritas dalam kehidupan bersama. Di tengah tantangan zaman yang cenderung individualistis dan kompetitif, pepatah ini menjadi pengingat bahwa keberhasilan tidaklah bermakna jika hanya dinikmati sendiri, dan penderitaan akan terasa ringan jika ditanggung bersama. Nilai-nilai luhur ini tidak hanya mencerminkan identitas budaya, tetapi juga memberikan pedoman praktis untuk membangun masyarakat yang adil, peduli, dan harmonis. Semoga kita semua bisa menghidupkan kembali semangat pepatah ini dalam setiap aspek kehidupan baik dalam keluarga, pekerjaan, maupun kehidupan bermasyarakat. (***)

Penulis: Serly Oktavia, Mahasiswa Sastra Minangkabau Universitas Andalas

Editor : Marjeni Rokcalva
IKLAN POSISI 15
Bagikan

Berita Terkait
AMSI MEMBER
Terkini
BANNER POSOSI 5
IKLAN LAYANAN MASYARAKAT SAMPAH