Selain itu, Mahyeldi juga menyoroti tingkat produktivitas pertanian di Sumbar yang tumbuh landai dari masa ke masa. Sementara tuntutan pasar terus meningkat dan semakin kompetitif.
“Produktivitas padi kita masih di kisaran 5 ton per hektare. Beberapa waktu lalu, inflasi juga sempat dipicu oleh gangguan produksi cabai merah. Ini tantangan sekaligus peluang bagi generasi muda untuk menghadirkan pertanian cerdas berbasis teknologi atau smart farming,” ujarnya.
Ia mencontohkan sejumlah inovasi yang kini mulai diterapkan seperti metode green house untuk mengatasi dampak cuaca ekstrem, dan metode hidroponik untuk menjawab keterbatasan lahan pertanian di perkotaan.
Lebih jauh, Mahyeldi menekankan bahwa gerakan "smart farming" tidak hanya mendorong regenerasi petani dengan pendekatan teknologi, tetapi juga membuka jalan bagi tumbuhnya usaha rintisan (startup) agro dan ekosistem ekonomi pertanian berkelanjutan.
Editor : Marjeni Rokcalva