IKLAN KUPING KANAN PASISI 12
IKLAN POSISI 13

Memaknai Tata Kehidupan Baru

Foto Mahyeldi Ansharullah
PT GITO PERDANA SEJAHTERA

SAAT pemerintah pusat membuka kesempatan kepada daerah-daerah untuk melakukan relaksasi terhadap pembatasan dalam PSBB, banyak daerah yang kemudian memilih penerapan new normal seraya menyatakan daerahnya sudah menunjukkan kelandaian kurva Covid-19.

Alasan utama yang dikedepankan adalah adanya kekhawatiran dampak ekonomi yang lebih luas jika pengetatan atau pembatasan pergerakan masyarakat terlalu panjang masanya. Maka muncullah istilah-istilah atau celetukan nakal di tengah masyarakat: "pado mati kelaparan, bialah mati dek korona".

Dari sepintas-kilas dilihat, ungkapan di atas bukanlah sebuah ungkapan yang lahir dari pemikiran yang dihitung secara masak. Lebih banyak hanya dipengaruhi rasa putus asa akibat ketidaksabaran. Tidak sabar menahan diri selama 14 hari saja sampai masa inkubasi virus itu berakhir.

Maka ketika ada yang mengajukan pertanyaan: apakah mau sehat tanpa diserang virus tapi mati kelaparan atau tidak lapar tapi mati karena serangan virus, jawabnya adalah 'jangan pilih keduanya'. Itu hanya pertanyaan putus asa.

Sehat tanpa diserang virus, belum ada bukti bahwa kemudian orang meninggal karena kelaparan lantaran mematuhi protokol Covid-19 dengan cara berdiam di rumah. Tetapi nekat keluar dari protokol Covid-19 dan bertebaran kemana suka, telah memperlihatkan fakta-fakta kepada kita betapa tak kunjung landainya angka-angka Covid-19.

Advertisement
BANNER POSISI 14
Scroll kebawah untuk lihat konten
Di Padang, Pasar Raya menjadi sebuah kluster terbesar Covid-19. Ia menjadi episentrum penyebaran kemana-mana. Saya berkali-kali mengimbau warga baik yang berkunjung ke Pasar Raya maupun yang berdagang di Pasar Raya untuk ekstra hati-hati. Sebagai sebuah episentrum Covid-19, kawasan ini mesti diperlakukan dengan standar ketat protokol Covid-19. Cuci tangan, bermasker dan menjaga jarak.

Pemerintah Kota dibantu juga oleh sejumlah lembaga seperti PMI, Bank Nagari, PT Kunango Jantan, PT Semen Padang dan sebagainya telah menyediakan tempat cuci tangan di banyak tempat di areal Pasar Raya. Sayangnya, tidak banyak yang 'singgah' ke wastafel yang sudah dilengkapi dengan sabun dan disinfektan itu.

Pembatasan orang keluar masuk Padang memang dilakukan, tetapi jika di dalam kota tidak disiplin terutama di pasar, maka jadilah Pasar Raya sebagai areal berlangsungnya transmisi lokal virus Corona ini.

Seperti pernah dikemukakan Kepala Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Unand, Dr. Andani Eka Putra, untuk klaster Pasar Raya, fase infeksi covid-19 sangat panjang.

Pemeriksaan tes swab secara massal yang kita lakukan tentu belum bisa menjamin Pasar Raya dinyatakan sudah aman. Ini lantaran ada sekitar 2.000an unit toko dengan empat karyawan, lalu ada pedagang yang di lapak-lapak di tambah anggota keluarga para pedagang maka jumlahnya jadi puluhan ribu. Tentu test swab menyeluruh harus dilakukan berikut tracking kepada semua yang berhubungan dengan nmasing-masing pedagang sepetti para pengunjung.

Tag:
IKLAN POSISI 15
Bagikan

Opini lainnya
AMSI MEMBER
Terkini
BANNER POSOSI 5
IKLAN LAYANAN MASYARAKAT SAMPAH