IKLAN KUPING KANAN PASISI 12
IKLAN POSISI 13

Begini Filosofi Rendang Sebagai Simbol Cita Rasa dan Kebudayaan Minangkabau

Rendang yang siap dikonsumi. Foto: Bentengsumbarcom
Rendang yang siap dikonsumi. Foto: Bentengsumbarcom
PT GITO PERDANA SEJAHTERA

Makanan ini hampir selalu hadir dalam upacara adat, pesta pernikahan, perayaan keagamaan dan acara keluarga lainnya. Dalam pesta pernikahan tradisional Minangkabau atau baralek gadang, rendang menjadi menu utama yang disajikan kepada tamu-tamu kehormatan. Rendang dimasak secara bersama-sama atau secara gotong royong oleh ibu-ibu di dapur rumah gadang. Hal ini mencerminkan semangat kebersamaan dan kekeluargaan.

Di momen Hari Raya seperti Idul Fitri dan Idul Adha, rendang menjadi lambang rasa syukur dan perekat hubungan kekeluargaan yang sering dijadikan hantaran atau oleh-oleh kepada sanak saudara. Globalisasi juga mempengaruhi perkembangan rendang dalam berbagai aspek.

Banyak chef internasional yang mencoba mengadaptasi rendang ke dalam menu fusion atau western-style, seperti pizza rendang, burger rendang, bahkan pasta rendang. Di sisi lain, muncul tantangan dalam menjaga keaslian rasa dan resep tradisional rendang. Dengan adanya modernisasi dan gaya hidup cepat saji membuat banyak masyarakat lebih memilih rendang instan daripada memasak dari awal. Padahal, di dalam proses memasak yang memakan waktu yang cukup lama itu terkandung nilai-nilai kesabaran, kerja keras dan penghormatan terhadap tradisi yang menjadi bagian penting dari identitas rendang tersebut.

Oleh sebab itu, melestarikan rendang sebagai warisan budaya tak benda sangatlah penting. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta berbagai lembaga budaya telah mengusulkan rendang sebagai warisan budaya dunia ke UNESCO. Ini bukan hanya untuk melindungi rendang dari pengakuan budaya negara lain, tetapi juga sebagai bentuk pengakuan atas nilai sejarah, sosial, dan budaya yang terkandung di dalamnya.

Contoh terhadap generasi muda, pengarsipan resep tradisional, dan penyelenggaraan festival rendang adalah langkah-langkah strategis dalam melestarikan kekayaan kuliner ini. Secara nutrisi, rendang juga tergolong sebagai makanan bergizi tinggi. Daging sapi kaya akan protein, zat besi, dan vitamin B kompleks yang penting bagi pertumbuhan dan energi.

Advertisement
BANNER POSISI 14
Scroll kebawah untuk lihat konten
Santan dari kelapa mengandung lemak sehat, sedangkan rempah-rempahnya mengandung antioksidan, antibakteri, dan antiradang alami. Meskipun begitu, karena kandungan lemak dan kalorinya cukup tinggi, mengkonsumsi rendang tetap harus dibatasi bagi mereka yang memiliki risiko kolesterol tinggi atau penyakit jantung.

Untuk itu, perlu adanya edukasi mengenai porsi makan dan cara memasak yang sehat agar rendang tetap bisa dinikmati secara bijak oleh semua kalangan. Keunikan rendang dapat kita lihat dari metode penyajian dan penyimpanan tradisional yang digunakan.

Di masa lalu, rendang disimpan dalam tempurung kelapa atau dibungkus daun pisang, lalu digantung di atas dapur agar awet. Beberapa keluarga bahkan memiliki rendang tua yang disimpan hingga berbulan-bulan untuk tamu istimewa.

Ini menunjukkan betapa istimewanya rendang dalam budaya menyambut tamu dan mempererat tali silaturahmi. Tradisi ini mulai jarang ditemui, namun masih bisa ditemukan di daerah-daerah pedalaman yang masih menjaga warisan leluhur mereka dengan ketat. (***)

Penulis: Hanifa Nur Hajjah, Mahasiswa Sastra Minangkabau, Universitas Andalas
Penulis: Hanifa Nur Hajjah, Mahasiswa Sastra Minangkabau, Universitas Andalas

Editor : Marjeni Rokcalva
IKLAN POSISI 15
Bagikan

Berita Terkait
AMSI MEMBER
Terkini
BANNER POSOSI 5
IKLAN LAYANAN MASYARAKAT SAMPAH