IKLAN KUPING KANAN PASISI 12
IKLAN POSISI 13

MBG Wujud Nyata Pemerataan Gizi dan Ekonomi Nasional

Ilustrasi pelajar sedanga menimati MBG. Foto: Humas BGN
Ilustrasi pelajar sedanga menimati MBG. Foto: Humas BGN
PT GITO PERDANA SEJAHTERA

PROGRAM Makan Bergizi Gratis atau MBG telah menjadi salah satu langkah inovatif yang memberikan angin segar bagi sektor pangan dan peternakan di Indonesia. Program ini dirancang untuk menciptakan peluang investasi yang berkelanjutan dan menguntungkan, serta mendukung upaya pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Melalui pendekatan berbasis kolaborasi dan teknologi, program ini dianggap mampu menarik perhatian berbagai kalangan yang ingin berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi dari sektor riil.

Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian terhadap sektor peternakan semakin meningkat seiring dengan kebutuhan pangan protein hewani yang terus bertambah. Pemerintah telah mendorong berbagai kebijakan dan insentif untuk mendorong peningkatan produksi dan efisiensi di bidang ini. Program MBG pun muncul sebagai solusi strategis yang tidak hanya memberikan peluang investasi, tetapi juga mengedepankan keberlanjutan dan pemberdayaan peternak lokal.

Guru Besar IPB sekaligus Tim Pakar Bidang Susu di Badan Gizi Nasional (BGN), Epi Taufik, mengatakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) patut mendapatkan perhatian serius. Beliau menyoroti bahwa program MBG bukan hanya menjawab isu kekurangan gizi pada anak-anak Indonesia, tetapi juga membuka peluang ekonomi strategis sebagai pasar baru bagi sektor pangan dan peternakan nasional.

Ini adalah pandangan yang masuk akal. Program MBG, bila dikelola dengan baik, memiliki dua dimensi utama, yaitu dimensi sosial dalam bentuk peningkatan kualitas gizi generasi muda, dan dimensi ekonomi dalam bentuk jaminan pasar bagi produk pertanian dan peternakan dalam negeri. Kehadiran pasar "pasti" yang dibentuk oleh intervensi negara ini dapat menjadi penopang stabilitas bagi pelaku usaha pangan lokal, termasuk peternak susu, petani sayur, dan produsen bahan pokok lain. Dengan kata lain, ini adalah model intervensi negara yang tidak hanya bersifat karitatif, tapi juga produktif.

Melalui skema investasi yang terstruktur, masyarakat diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam usaha peternakan tanpa harus memiliki lahan atau pengalaman teknis yang mendalam. Dana yang ditanamkan oleh para investor dikelola secara profesional dan digunakan untuk mendukung operasional peternakan yang dijalankan oleh tenaga lokal terlatih. Dengan pendekatan ini, roda perekonomian di pedesaan juga ikut digerakkan, selaras dengan misi pemerintah dalam pemerataan pembangunan.

Advertisement
BANNER POSISI 14
Scroll kebawah untuk lihat konten
Keamanan dan transparansi menjadi faktor utama yang dijaga dalam pelaksanaan program ini. Sistem pemantauan berbasis digital digunakan untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas dapat diawasi dan dilaporkan secara berkala. Dengan demikian, rasa percaya dari para investor dapat terus dibangun dan dipertahankan. Selain itu, hasil produksi dari peternakan yang terlibat dalam program ini diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, sehingga ikut memperkuat rantai pasok pangan nasional.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman bahwa hilirisasi pertanian dapat menjadi jalan cepat Indonesia menuju kemandirian dan bahkan berpotensi menjadi negara superpower patut mendapat dukungan luas. Pandangan ini mencerminkan arah pembangunan pertanian yang tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga pada penguatan nilai tambah, yang selama ini kerap menjadi titik lemah dalam rantai ekonomi nasional.

Selama ini, Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan kekayaan sumber daya alam melimpah. Namun, potensi tersebut belum dioptimalkan melalui proses hilirisasi yang terstruktur. Produk-produk pertanian masih banyak dijual dalam bentuk mentah, tanpa melalui tahapan pengolahan yang bisa meningkatkan nilai jual, memperluas pasar, dan menyerap tenaga kerja lebih banyak. Inilah celah yang, jika ditangani dengan serius, bisa menjadi sumber kekuatan ekonomi yang sangat besar.

Upaya ini dinilai sejalan dengan visi pemerintah dalam meningkatkan investasi di sektor pangan yang selama ini masih kurang mendapat perhatian. Dengan membuka akses bagi masyarakat luas untuk terlibat secara langsung maupun tidak langsung, program MBG berhasil menciptakan semangat gotong royong dalam pembangunan ekonomi berbasis agribisnis. Peternak kecil yang sebelumnya kesulitan dalam mengakses pendanaan kini dapat menjalankan usaha mereka dengan lebih baik, didukung oleh sistem manajemen yang terintegrasi.

Dukungan terhadap program seperti MBG diharapkan terus bertambah, baik dari sektor swasta maupun publik. Kolaborasi antar pihak menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan dan berkelanjutan. Pemerintah melalui berbagai kementerian dan lembaga terkait terus memberikan ruang serta regulasi yang memfasilitasi tumbuhnya program serupa di berbagai daerah.

Editor : Marjeni Rokcalva
IKLAN POSISI 15
Bagikan

Berita Terkait
AMSI MEMBER
Terkini
BANNER POSOSI 5
IKLAN LAYANAN MASYARAKAT SAMPAH