Program branding: Branding Kota Padang menuju Smart City melibatkan visi, misi, pariwisata, dan wajah kota. Di tataran penerapan teknologi: Kota Padang berupaya menerapkan teknologi untuk peningkatkan kualitas hidup dan pelayanan publik yang lebih baik, efektif dan efesien.
Ke semua lini penerapan tersebut akan terimplikasi pada 6 (enam) dimensi penerapan yaitu pada smart governance, smart economy, smart environment, smart society, smart mobility, dan smart living.
Memang dari segi manfaat jika kita belajar dari kota yang sudah menerapkan smart city di Indonesia seperti Jakarta, Bandung dan Malang, tenyata smart city dapat meningkatkan kualitas hidup warga, meningkatkan efisiensi dan produktivitas, menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan dan meningkatkan daya saing kota.
Walaupun program ini juga tak terlepas dari berbagai tantangan, di antaranya ketersediaan infrastruktur teknologi yang memadai untuk keberlanjutan program ini, terjadinya perubahan perilaku masyarakat dalam segala hal, dan partisipasi masyarakat, serta pemerintah, dan masalah Keamanan data dan perlindungan masalah privasi seseorang, sehingga rentan terhadap tindak pencurian data individu yang sering digunakan untuk kejahatan bebasis IT (cybercrime).
Melihat dinamika global banyak kota di berbagai belahan dunia, saat ini memiliki visi, misi dan tujuan untuk menerapkan konsep Smart City (kota pintar) yang memiliki tujuan untuk peningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih efisien serta berkelanjutan (sustainable).
Bahkan, Lembaga PBB UNESCO dalam sebuah laporannya memprediksi bahwa pada tahun 2030, konsep Smart City akan menjadi standar utama dalam pengelolaan kota di berbagai belahan dunia.
Maka mari kita dukung visi Padang Smart City melalui berbagai inovasi digital, Padang perlu mengintegrasikan layanan pemerintahan, transportasi, lingkungan, hingga ekonomi digital guna menciptakan kehidupan yang lebih nyaman dan efisien bagi warganya.
Dengan fokus pada 4 (empat) pilar pembangunan smart city yang diadaptasi dari Hasibuan dan Sulaiman (2019) yang meliputi; Pilar pertama Human (pengguna) terkait pembentukan karakter dan akhlak, termasuk ketaatan pada regulasi pemerintah, Pilar kedua, sistem, mekanisme dan standar umum pelayanan, termasuk relasi, pola hubungan dan jaringan antar stakeholder, pentahelix, mekanisme integrasi layanan publik dan pengelolaan data, dan Pilar ketiga, infrastruktur ICT.
Dengan mengintegrasikan model pelayanan dan data (informasi) untuk men-drive semua akses berbentuk daring/ online, media automatisasi misalnya infrastrukur jaringan, broadband, data center/cloud, data sharing platform/big data, aplikasi, cctv, dan sebagainya, serta Pilar keempat, struktur organisasi smart city untuk melakukan analisator, integrator, evaluator, serta menyelaraskan IT Governance dengan bisnis proses.
Editor : Marjeni Rokcalva