SUMATERA BARAT - Sebuah film dokumenter memaparkan tentang temuan mikroplastik pada ratusan sampel kotoran manusia Indonesia. Hampir dipastikan mikroplastik yang ditemukan pada kotoran itu bersumber dari wadah plastik makanan atau minuman.
Mikroplastik tidak hanya ditemukan pada manusia, pada bangkai hewan laut yang di otopsi dalam perutnya bahkan ditemukan plastik. Untuk hancur secara alami, plastik membutuhkan waktu urai ratusan tahun.
Saya dan Dedi Azwardi, Penyuluh Muda Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat yang juga doktor lulusan UGM, mencoba mencari sedotan alami yang mudah didapat dan ramah lingkungan. Batang padi sisa panen menjadi pilihan bahan percontohan.
Batang padi sisa panen jenis varietas sokan. Foto: Adi Prima
Jerami batang padi (Oryza sativa) sangat ramah lingkungan, hampir 85% kandungan batang padi adalah bahan kering (BK) sisanya protein kasar (PK), serat kasar (SK) dan lemak kasar (LK) serta bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), ucap Dedi. Batang padi yang menjadi sampel sedotan berasal dari varietas Sokan Super.
Diameter batang padi Sokan Super mencapai 5 mm (milimeter) ukuran ini hampir mendekati besar sedotan plastik yang biasa digunakan. Jika ingin mencari diameter yang lebih besar, itu ada pada varietas padi Sokan Sijunjung, Bujang Marantau, PB dan Legawa Proses pembutan sedotan ramah lingkungan ini cukup sederhana. Batang padi dipotong seukuran sedotan plastik, kemudian dicuci dan siap untuk digunakan.
Foto hari pertama perbandingan sedotan batang padi dan sedotan plastik, Selasa (22/6/2021). Foto: Adi Prima
Editor : Marjeni Rokcalva