Yang penting sekarang adalah bagaimana masyarakat ikut menjaga agar Smart Surau benar-benar hidup. Pemerintah bisa menyiapkan fasilitas dan program, tapi yang membuatnya bernyawa adalah jamaahnya sendiri. Pengurus masjid bisa berkreasi membuat kegiatan yang menarik. Hal ini tentunya disesuaikan dengan kesepakatan dan kemampuan pengurus masjid.
Dan di atas semua itu, mari kita jaga niatnya. Jangan sampai kita datang ke masjid karena terpaksa, atau sekadar ingin memenuhi target program. Datanglah dengan ikhlas, dengan harapan bahwa setiap langkah menuju rumah Allah adalah langkah menuju perubahan diri.
Pagi tadi, ketika saya melihat anak-anak bersalaman seusai salat Subuh, saya merasa optimistis. Kalau suasana seperti ini bisa terus dijaga, mungkin inilah awal dari kebangkitan kecil di kota kita. Smart Surau bukan cuma tentang teknologi dan fasilitas, tapi tentang semangat baru, menghidupkan masjid dengan cinta, dan menumbuhkan generasi muda yang dekat dengan Tuhan sejak dini.