IKLAN KUPING KANAN PASISI 12
IKLAN POSISI 13

OR Arbastra BRIN Ungkap Peran Perdagangan Rempah dalam Pembentukan Identitas Kota Padang

OR Arbastra BRIN ungkap peran perdagangan rempah dalam pembentukan identitas Kota Padang. (Dok. Istimewa)
OR Arbastra BRIN ungkap peran perdagangan rempah dalam pembentukan identitas Kota Padang. (Dok. Istimewa)
PT GITO PERDANA SEJAHTERA

Selama riset di Kota Tua Padang, tim OR Arbastra – BRIN menemukan berbagai artefak menarik yang mencerminkan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat masa lalu. Temuan tersebut antara lain termasuk peralatan rumah tangga, alat musik, perlengkapan sembahyang, patung dewa, koin kuno, guci, paspor tahun 1926, bukti pembayaran pajak tahun 1921, surat nikah, kotak kayu tempat piring hingga koper baju kuno. Sebagian besar artefak-artefak tersebut masih disimpan oleh warga setempat sebagai warisan keluarga, menunjukkan keterikatan emosional yang kuat dengan sejarah mereka.

Pelestarian Sejarah dan Budaya Kota Tua Padang

Hasil diskusi OR Arbastra – BRIN dengan para pemangku kepentingan, seperti tokoh masyarakat, akademisi, pengelola cagar budaya, dan pemerintah kota, menekankan pentingnya pelestarian sejarah dan budaya Kota Tua Padang. Dalam hal tersebut, pendekatan partisipatif yang melibatkan komunitas lokal sebagai subjek utama pelestarian menjadi sangat penting. Kota Tua Padang bukan hanya kawasan situs perkotaan secara fisik yang penuh dengan jejak budaya bernilai sejarah, tetapi juga ruang hidup yang sarat dengan narasi sejarah dan interaksi antaretnik yang membentuk wajah kota hingga kini.

Beberapa catatan penting dalam sejarah dan dinamika kebudayaan Kota Tua Padang adalah sebagai berikut:

1. Perdagangan Rempah sebagai Fase Krusial

Perdagangan rempah menjadi fase penting dalam sejarah Kota Padang, yang menjadikannya titik temu berbagai kelompok etnik dan budaya, termasuk Minangkabau, Nias, Tionghoa, India, Eropa, dan Jawa. Perdagangan tidak hanya membawa komoditas ekonomi, tetapi juga mempertemukan ideologi, sistem kepercayaan, dan cara hidup yang berbeda-beda, yang kemudian membentuk struktur sosial yang heterogen.

Advertisement
BANNER POSISI 14
Scroll kebawah untuk lihat konten
2. Pencampuran Budaya yang Khas

Interaksi antara komunitas-komunitas yang berbeda budaya menghasilkan akulturasi yang khas, yang tercermin dalam arsitektur, bahasa, seni pertunjukan, kuliner, dan praktik keagamaan. Hal tersebut menunjukkan bagaimana komunitas yang beragam beradaptasi menciptakan harmoni sosial dalam konteks pluralitas.

3. Kota Padang sebagai Persemaian Toleransi

Kota Padang juga menjadi contoh nyata dari toleransi etnik yang tumbuh secara organik. Masyarakat yang hidup berdampingan selama berabad-abad menunjukkan adanya kesadaran kolektif untuk menjaga kedamaian dan solidaritas meskipun ada perbedaan keyakinan, adat istiadat, dan bahasa.

Editor : Marjeni Rokcalva
IKLAN POSISI 15
Bagikan

Berita Terkait
AMSI MEMBER
Terkini
BANNER POSOSI 5
IKLAN LAYANAN MASYARAKAT SAMPAH