Catatan: Muharyadi*)
Nama seniman seni rupa "orang awak" Amrizal Salayan (63 th) kelahiran, 8 Oktober 1958 bukan hanya dikenal di Sumatera Barat, tetapi juga di Indonesia, apalagi di jawa Barat khususnya Bandung.
Betapa tidak sejumlah kegiatan pameran dan karya monumentalnya kini jadi perhatian publik di sejumlah titik yang ada di kota Bandung. Satu diantaranya berjudul "Ia Ada dengan Ketiadaannya" berbahan aluminium yang dibuat beberapa tahun silam yang dapat disimak dan ditelusuri dalam ranah estetis.
Bukan hanya itu di, studionyo studio patung miliknya di jalan Ligar Utara 2, Nomor 68 - Awiligar Raya, Kelurahan Cibeunying - Kabupaten Bandung, terletak sejumlah patung tokoh-tokoh besar di tanah air diantaranya patung "Bung Karno" dan beberapa nama lainnya.
Di studionya baru-baru ini, Amrizal menyebutkan, seni bagi seniman muslim merupakan sarana jalan tengah, menuju pemahaman yang tak terpahami. Karya seni adalah cerminan atau tanda senimannya. Hal itu sebagaimana tersirat dalam satu ayat Al Qur'an terutama berkaitan dengan tanda-tanda akan kebesaran-NYA atas diri manusia.
Menurut Amrizal Salayan, pematung yang juga pelukis ini menyebutkan dikaitkan dengan tanda sebagaimana dijelaskan tadi, mengingatkan saya akan pada ungkapan sastra di Minangkabau berupa : "."Alam takambang jadi guru, bumi dan langit ada di dalamnya".
Kalau terus kita pikirkan peristiwa alam semesta ini, maka kita akan memahami penciptanya. dan eksistensi diri yang sesungguhnya. Melihat alam tampak diri, melihat diri tampak Tuhan. Melihat Tuhan tak tampak yang lain, tutur Amrizal Salayan.
TERSUSUN RAPI
Menyaksikan karya-karya seni rupa seperti seni patung dan seni lukis yang dikerjakan, Amrizal Salayan seniman lulusan SSRI (SMSR/SMKN 4) Padang (1978), Departemen Seni Rupa dan Desain ITB Bandung (1988) dan Master Seni Rupa ITB tahun 2004 yang kini juga berstatus pengajar dan seniman seni rupa itu.
Editor : Berita Minang