TARUSAN - Dalam rangka merevitalisasi tradisi budaya masyarakat Nagari Nanggalo, sebuah acara Babako digelar dengan khidmat pada akhir pekan lalu (20/10/2024). Kegiatan ini diprakarsai oleh Tim Program Pengabdian Nagari Binaan (PPNB) LP2M UNP sebagai upaya menghidupkan kembali prosesi adat yang semakin jarang dilakukan.
Babako, sebagai salah satu tradisi penting dalam budaya Minangkabau, memiliki makna mendalam dan penuh simbolisme yang perlu dilestarikan di tengah perubahan zaman. Dalam hal ini, Tim PPNB LPPM UNP secara aktif terlibat dalam memberikan pendampingan kepada pihak yang punya alek.
"Langkah ini diharapkan dapat menumbuhkan kembali kecintaan masyarakat terhadap tradisi budaya mereka, tidak hanya sebatas seremonial tetapi juga paham akan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sehinggu tumbuh kecintaan dan tanggung jawab untuk terus melaksanakannya," ungkap Prof. Dr. Agustina sebagai ketua tim pengabdian di sela-sela kegiaan di Nagari Nanggalo Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar.
Babako adalah salah satu prosesi adat yang sangat penting dalam masyarakat Minangkabau, terutama dalam konteks pernikahan. Prosesi ini merupakan momen di mana pihak keluarga ayah (bako) dari mempelai perempuan atau lelaki menyerahkan beberapa pemberian kepada anak pisang-nya.
Tim PPNB LPPM UNP, memiliki peran besar dalam upaya pelestarian budaya ini, mendatangi pemilik alek untuk memberikan pemahaman kembali tentang makna dan prosesi babako yang sejatinya. Tim PPNB LPPM UNP memberikan arahan supaya tradisi ini dapat dilaksanakan secara tepat, tanpa meninggalkan nilai-nilai adat yang berlaku. Oleh karena itu, Tim juga mendampingi keluarga tersebut selama acara berlangsung, agar setiap tahap dalam prosesi berjalan sesuai adat yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Selain itu, acara Babako kali ini juga diramaikan dengan arak-arakan masyarakat yang diiringi dengan musik tradisi talempong atau rebana untuk mengantarkan pengantin dengan mengenakan baju kuruang basiba, pakaian tradisional khas perempuan Minangkabau. Kehadiran masyarakat dalam balutan baju kuruang basiba ini tidak hanya memperindah suasana, tetapi juga menunjukkan kecintaan dan kebanggaan mereka terhadap warisan budaya leluhur. Arak-arakan ini membawa semangat kebersamaan dan gotong royong, yang menjadi ciri khas masyarakat setempat.
Babako di Minangkabau memiliki makna yang mendalam. Selain sebagai bentuk penghormatan kepada keluarga ayah, babako juga melambangkan kerja sama dan hubungan yang erat antara kedua belah pihak keluarga, baik dari garis ibu maupun bapak. Prosesi ini bukan hanya soal penyerahan harta, tetapi juga wujud tanggung jawab dan kasih sayang dari keluarga ayah kepada anakpisangnya yang akan memulai kehidupan baru dalam pernikahan.