“Beliau bukan hanya membangun infrastruktur fisik seperti waduk dan bendungan, tetapi juga memperkuat identitas nasional melalui program P4 dan kebijakan transmigrasi yang berdampak hingga kini,” ujarnya.
Sementara itu, Sahal Mubarok menegaskan bahwa pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto harus dipandang sebagai bentuk rekonsiliasi sejarah dan penghormatan etis bangsa kepada pemimpinnya.
“Penilaian terhadap tokoh sejarah tidak boleh hanya berdasar pada suka atau tidak suka. Kita harus melihat konteks zamannya dan kontribusinya terhadap kedaulatan dan pembangunan nasional,” tegasnya.
Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten
Melalui pandangan sejumlah elemen masyarakat bahwa penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto merupakan langkah yang layak dan bermakna, tidak hanya sebagai bentuk penghargaan atas jasa besar dalam membangun bangsa, tetapi juga sebagai inspirasi bagi generasi penerus untuk menjaga semangat pembangunan dan persatuan Indonesia. (R/Jen)
Editor : Marjeni Rokcalva







