Sementara itu, dr. Yenni Asril, penanggung jawab Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di Puskesmas Kebun Sikolos, menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam penanganan penyakit kronis.
"Terapi musik bisa menjadi pelengkap yang baik selain pengobatan medis konvensional,” katanya.
Kegiatan ini mendapat respons positif dari peserta. Salah seorang peserta, Sari (52) mengaku merasa lebih rileks setelah mengikuti sesi terapi musik. “Saya penderita hipertensi, dan selama ini sering merasa cemas. Setelah mendengarkan musik yang diputar, saya merasa lebih tenang dan lega,” ujarnya.
Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian global. Pendekatan non-farmakologis seperti terapi musik dinilai dapat menjadi solusi tambahan untuk mengurangi beban penyakit ini. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Advanced Nursing (2022) menyebutkan terapi musik efektif mengurangi tingkat kecemasan hingga 30% pada pasien penyakit kronis.Dengan demikian, inisiatif Akper Nabila dan Puskesmas Kebun Sikolos ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi peserta, tetapi juga membuka jalan bagi integrasi terapi musik dalam sistem kesehatan masyarakat secara lebih luas. (Cigus/Lex)
Editor : Marjeni Rokcalva