Solok Selatan Kini Punya Pembangkit Listrik Panas Bumi

EKONOMI-1325 hit

Penulis: Hms/MR | Editor: Marjeni Rokcalva

MUARO LABUH - PT SupremeEnergy Muara Laboh (SEML) meresmikan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh, Sumatera Barat, Tahap I berkapasitas 85 megawatt (MW) dengan investasi US$580 juta atau setara Rp8 triliun.

Peresmian pembangkit ramah lingkungan tersebut berlangsung di lokasi PLTP di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, Senin (17/2/2020). SEML merupakan perusahaan patungan dari Supreme Energy, ENGIE, dan Sumitomo Corporation.

Pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) ini mampu memasok daya listrik untuk 340.000 rumah tangga khususnya di Solok Selatan dan daerah lainnya.

Baca Juga


Founder and Chairman PT Supreme Energy Supramu Santosa mengatakan COD Muara Laboh Tahap I dan rencana pengembangan Tahap II merupakan bukti komitmen yang sangat kuat dari Supreme Energy dan mitra internasionalnya terhadap pengembangan energi panas bumi di Indonesia. "Kami sangat menghargai dukungan yang kuat dan terus menerus dari pemerintah, PLN, dan masyarakat Solok Selatan khususnya selama kegiatan eksplorasi dan pengembangan," katanya.

Hadir dalam acara peresmian Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Plt Bupati Solok Selatan Abdul Rahman, CEO SEML Nisriyanto, perwakilan PT PLN (Persero), ENGIE, Sumitomo Corporation, serta perwakilan pemberi dana JBIC, ADB, NEXI, Mizuho Bank, SMBC Bank, dan MUFG Bank.

Studi pendahuluan proyek pengembangan PLTP Muara Laboh dimulai pada 2008, dilanjutkan penandatanganan perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) dengan PT PLN (Persero) pada 2012.

Setelah dilakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi, pada 16 Desember 2019, PLTP Muara Laboh Tahap 1 mulai beroperasi secara komersial (commercial on date/COD). Saat ini, Supreme Energy juga dalam tahap pembicaraan dengan PLN dan Kementerian ESDM untuk pengembangan PLTP Muara Laboh Tahap 2 dengan kapasitas 65 MW. Pengembangan yang diperkirakan membutuhkan total investasi US$400 juta, dan akan segera dimulai eksplorasinya setelah negoisasi PPA selesai.

(Hms/MR)

Loading...

Komentar

Berita Terbaru