Penulis: BM | Editor: Marjeni Rokcalva
TARUSAN - Sejak Juni lalu dosen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang melaksanakan Program Pengabdian Masyarakat Skema Nagari Binaan (PPNB) di Nagari Nanggalo, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan. Diantaranya menjadikan Nanggalo sebagai Nagari Budaya (NNB) dengan tujuan Sustainable Tourism Development Kawasan Mandeh karena Nagari Naggalo merupakan pintu gerbang menuju kawasan wisata tersebut.
Menurut Ketua Pelaksana, Prof. Dr. Agustina, M.Hum, ada empat program yang dilaksanakan, yaitu revitalisasi prosesi adat-istiadat dan makanan tradisi, pengembangan literasi bahasa dan budaya dan kesenian anak nagari. Dari empat kegiatan tersebut, sampai akhir tahun pertama ini yang paling mendapat perhatian utama dari masyarakat dan anak nagari adalah program pengembangan kesenian melalui kegiatan di Sanggar Seni dan program pengembangan literasi bahasa-budaya melalui kegiatan-kegiatan di Pondok Literasi dan Pustaka NNB. Faktanya, Sanggar Seni Nagari Nanggalo yang semula beranggotakan 19 orang, pada minggu keenam sudah beranggotan 46 orang.
Sanggar Seni dan Pondok Literasi program nagari binaan ini diresmikan oleh Camat Kecamatan Koto XI Tarusan, Nurlani, S.E., M.Si. 2 Oktober 2023 lalu bersama Walinagari, Bamus, dan ketua KAN Nanggalo.
Dalam sambutannya, Camat menggugah semangat anak nagari untuk menjaga dan mengembangkan kesenian tradisi sebagai warisan budaya mereka, sedangkan melalui kegiatan-kegiatan di Pondok Literasi anak-anak nagari mempunyai kemampuan berbahasa daerah dengan baik dan benar dalam mengembangkan potensi adat-istiadatnya. Selain itu, diharapkan program PPNB-NNB ini dapat mengisi waktu bermain anak-anak secara efektif untuk meningkatkan kembali pendidikan karakter budaya tradisi yang sudah mulai tergerus.
Dalam laporannya, ketua tim pelaksana menjelaskan bahwa pendirian Sanggar Seni-Budaya dan Pondok literasi, selain untuk melestarikan seni tradisi dan wadah penyaluran minat dan bakat anak-anak nagari juga sebagai strategi tim PPNB-NNB merebut waktu generasi muda yang banyak tersita menonton tiktok dan konten negatif di media sosial yang tidak bermanfaat untuk perkembangan daya pikir dan karakter generasi muda pada masa mendatang.
"Betapa tidak, 10 jam dalam seminggu anak-anak dan remaja Nanggalo kami plot melakukan kegiatan terjadwal di Sanggar Seni dan di Pondok Literasi PPNB-NNB, yaitu setiap Jumat pukul 15.00—17.30 dan Minggu pukul 8.00—12.00 berlatih tari, musik, dan lagu tradisi, juga bersilat dan permainan tradisi," katanya.
Sedangkan, setiap Sabtu pukul 15.00—17.30 mengikuti kegiatan pengembangan literasi bahasa-budaya daerah, yakni belajar menjadi orator adat, seperti pidato, pepatah-petitih, ungkapan/mamangan, teka-teki, dan pembawa acara-acara adat.
Selain itu, setiap sore anak nagari dapat membaca buku-buku budaya dan umum serta mengerjakan PR di perpustakaaan NNB yang dipandu oleh para pendamping dan kader nagari. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan wujud nyata program PPNB-NNB dalam transmisi budaya tradisi masyarakat Nanggalo yang dapat dipromosikan dan dilihat oleh wisatawan yang datang ke Kawasan Wisata Mandeh secara langsung maupun secara online melalui IG, youtube, dan website : www.nanggalonagaribudaya.com
Kegiatan PPNB-NNB ini digagas oleh lima dosen FBS UNP, yaitu Prof. Dr. Agustina M.Hum, Dr. Erizal Gani, M.Pd, Dr. Siti Ainim Liusti, M.Hum, dan Srimutia Elpalina, S.Pd., M.Pd, serta dua orang mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhirnya. Dalam pelaksanaannya, masyarakat dan anak nagari antusias mengikuti program ini. Ternyata, pandangan selama ini bahwa pengaruh IT dan media sosial cenderung menjadikan generasi muda kurang peka dengan lingkungan sosial-budayanya, akhirnya dapat dikendorkan jika disediakan wadah dan sarana yang tepat untuk pengalihannya.
Pada tahun pertama ini, kegiatan Program PPNB-NNB lebih pada pembentukan mental-psikologis masyarakat dan generasi muda supaya mencintai dan posesif terhadap budaya tradisinya.
"Dengan demikian akan mudah merealisasikan kegiatan-kegiatan budaya yang dapat dijadikan sebagai komoditi pariwisata yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat," pungkas ketua pelaksana mengakhirinya, Rabu, 29 November 2023. (BM)
Komentar