Penulis: Do | Editor: Medio Agusta
PAYAKUMBUH— Perhelatan acara Launching Kurikulum Muatan Lokal (Mulok) Budaya Alam Minangkabau di Kota Payakumbuh berlangsung meriah dan semarak yang di gelar di Halaman Balai Kota Payakumbuh, pada Kamis, (30/11/23).
Dalam sambutannya, Pj Wali Kota Payakumbuh Drs. Jasman, MM mengatakan rasa bangganya atas pencapaian Kota Payakumbuh yang telah sukses menyusun perangkat Pembelajaran Kurikulum Muatan Lokal Budaya Alam Minangkabau.
"Semoga perangkat kurikulum Mulok ini dapat menjadi bahan ajar bagi Bapak/ Ibu guru dalam mengimplementasikan pembelajaran Kurikulum Merdeka serta menggambarkan kearifan lokal Kota Payakumbuh dalam upaya pewarisan budaya Minangkabau agar tidak hilang tergerus oleh perubahan zaman," ujarnya.
Baca Juga
- M Y.Dt.Marajo Indo Nan Mamangun, Rajo Luak di Luak Limopuluah Berpulang Kerahmatullah
- Bersama Pancasila Kita Wujudkan Indonesia Emas,Upacara Kesaktian Pancasila Berlangsung khidmat
- Kampanyekan Makan Ikan, Pemko Payakumbuh Gelar Gebyar Perikanan dan Forikan 2024
- Peran Kepala Daerah Dalam Mendukung Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan di Sekolah
- Pemko Payakumbuh Gelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 Hijriah
Dikatakan Jasman, anak-anak adalah calon pemimpin yang akan meneruskan perjuangan di bumi Minangkabau, sehingga pelajaran Budaya Alam Minangkabau (BAM) yang merupakan jati diri Minangkabau harus sedari dini diberikan kepada mereka.
"Sesuai dengan falsafah Minangkabau yaitu Adat Basandi Syara, Syara Basandi Kitabullah, pelajaran tentang adat dan istiadat Minangkabau diharapkan dapat menjadi pilar dalam kehidupan sehari-hari agar anak kita memiliki jati diri dalam menghadapi globalisasi," ucapnya.
'Dima bumi dipijak disinan langik dijunjuang', sambung Jasman, selaras dengan hal itu, pelajaran BAM diharapkan dapat memberikan gambaran kepada anak-anak Payakumbuh bagaimana orang Minangkabau itu bertutur dan berbaur dengan masyarakat dimanapun ia berada.
"Persoalan BAM adalah persoalan memahamkan dasar dan membuka wacana keadatan kepada anak kita. Sedangkan penerapan sebenarnya adalah melalui peran orang tua, sekolah, niniak mamak, dan lingkungan yang pada akhirnya membentuk jati diri anak kita," tambahnya.
Lebih lanjut, Jasman berharap dengan adanya launching Mulok BAM perdana di Sumatera Barat ini, Pemko Payakumbuh dapat senantiasa mengembangkan kurikulum muatan lokal yang sesuai dengan potensi daerah Kota Payakumbuh.
Saat ini, Payakumbuh dikenal dengan adanya City of Randang. Maka di dunia pendidikan kita pahami dan pelajari serta dikembangkan materi SOR (School Of Randang). Hal ini merupakan upaya kita dalam melestarikan makanan tradisional minangkabau, yakni rendang," terangnya.
Ditegaskan Jasman, Pemerintah Kota Payakumbuh sangat serius dalam melestarikan budaya Minangkabau, hal ini terbukti dengan terjalinnya kerjasama antara Payakumbuh dengan stakeholder terkait dalam penyuksesan launching Mulok BAM ini.
"Selaku Pemerintah Kota Payakumbuh, kami mengucapkan selamat atas Launching Kurikulum Muatan Lokal Budaya Alam Minangkabau di Lingkup Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh. Mari kita jaga nyala budaya Minangkabau di Payakumbuh," ajaknya.
Pada kesempatan tersebut, Pj Wako Jasman juga menerima piagam penghargaan dari Padang Ekspres sebagai tokoh penggerak literasi Kota Payakumbuh, serta Kepala Dinas Pendidikan Dasril dan Sekretaris Daerah Rida Ananda sebagai motivator penulis laman guru di koran Padang Ekspres.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Barat yang diwakili oleh Staf Ahli Erinaldi mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mengapresiasi event launching Mulok BAM yang digelar pertama kali di Sumatera Barat tersebut.
"Materi pelajaran BAM harus dikemas dengan menarik, buku pelajarannya harus bergambar dan beraneka warna, kertasnya mesti yang berkualitas, agar anak-anak senang dan tertarik membacanya," bebernya.
Erinaldi menyarankan, Pemerintah Kota Payakumbuh juga perlu menyiapkan satu tempat untuk bermain dan belajar budaya seperti taman kebudayaan di Kota Payakumbuh.
"Kami dari Provinsi melihat ini sebagai tantangan bagi Kota Payakumbuh untuk menjadikan BAM sebagai kurikulum yang sah. Lalu, materi yang dimuat juga perlu direncanakan dengan matang, apakah adat istiadatnya dibuat khusus adat Payakumbuh saja atau bagaimana," ingatnya.
Kemudian, Erinaldi juga menyampaikan bahwa Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh perlu menyusun kurikulum dan pola ajar yang sesuai dengan tingkatan usia peserta didik.
"Sepertinya kita perlu melibatkan pakar psikologi pendidikan untuk menyusun kurikulumnya. Kami dari Provinsi siap berperan sebagai fasilitator untuk menindaklanjuti Mulok BAM sebagai branding Sumatera Barat," katanya.
Ucapan selamat tak lupa Erinaldi layangkan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat kepada Kota Payakumbuh terhadap launching Mulok BAM yang rohnya adalah Adat Basandi Syara, Syara Basandi Kitabullah tersebut.
"Mudah-mudahan ini bisa menjadi model bagi Sumatera Barat dan model bagi kita bersama mengenai implementasi budaya Minangkabau dalam kehidupan sehari hari," pungkasnya.
Sementara itu, Pengembang Kurikulum Kemdikbudristek RI Sapto Aji Wiranto mengatakan bahwa ia memberikan apresiasi yang luar biasa kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Tim Pengembang Kurikulum Mulok BAM di Kota Payakumbuh atas terselenggaranya perhelatan tersebut.
"Saya mencatat beberapa hal, namun yang terpenting adalah upaya pelestarian Budaya Alam Minangkabau harus diikhtiarkan bersama oleh 3 pusat belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat," pesannya.
Muatan Lokal BAM secara resmi dilaunching ditandai dengan membahananya tabuhan Gong dan Tambua yang dilakukan oleh Pj Wako Jasman, didampingi oleh Pengembang Kurikulum Kemdikbudristek RI Sapto Aji Wiranto, Staf Ahli Gubernur Provinsi Sumbar Erinaldi, Forkopimda Payakumbuh dan Bupati/Walikota se-Sumbar, Sekda Payakumbuh beserta jajaran, pimpinan instansi vertikal Kota Payakumbuh, beserta tamu undangan lainnya.
Di pertengahan acara, kemeriahan semakin terasa dengan penampilan tari Indang dari 320 anak Paud se-Kota Payakumbuh, penampilan randai dari peserta didik paket kesetaraan SPNF-SKB di lapas kelas 2 B Kota Payakumbuh, penampilan 8 permainan tradisional dari 124 orang pelajar SD se-Kota Payakumbuh, penampilan 'bermain sambil bernyanyi' guru TK Payakumbuh, dan arak-arakan prosesi adat minangkabau oleh 253 orang pelajar SMP/ MTs se-Kota Payakumbuh (Do)
Komentar