Penulis: Iyos | Editor: Medio Agusta
Wagub Sumbar Audy Joynaldi mengatakan, perasaan senang peserta itu dikarenakan pelayanan dan fasilitas yang disediakan untuk mendukung jambore Geopark Nasional ini tergambar dari kepala daerahnya yang kompak. Hal ini juga berdampak terhadap Kota Sawahluto sebagai kota yang damai, inilah salahsatu indikator dipilihnya Sawahlunto sebagai tuan rumah Jambore Geopark Nasional.
"Inilah camping ground paling bagus yang ada di Sumbar saat ini. Sawahlunto itu memang kota yang unik dan asyik sebagai kota tambang batubara tua. Sebagai kota heritage peninggalan bersejarah dengan banyaknya gedung-gedung tua yang dinilai pihak UNESCO sebagai dan ditetapkan sebagai Warisan Dunia." Cetusnya.
Dengan keunikan Sawahlunto sebagai kota heritage, ada kaitannya dengan potensi mempromosikan Geopark Sawahlunto untuk berjuang bersama kabupaten dan kota lainnya di Sumatera Barat agar dapat meraih pengakuan Badan Dunia Universal Global Geopark (UGG) UNESCO.
Baca Juga
- Pemko Bukittinggi Sukses Menggelar Minang Geopark Run 2023
- Didukung pemerintah Propinsi, Pemko Bukittinggi Bakal Gelar Minang Geopark Run Desember 2023
- Jambore Geopark Ranah Minang Secara Resmi Ditutup Wagub Sumbar Audy Joinaldy
- Gubernur Mahyeldi Buka Jambore Geopark Ranah Minang di Kandih Sawahlunto
- Panitia Run Minang Geopark Silokek Alami Kecelakaan Kerja, Biaya Ditanggung BPJAMSOSTEK
Audy Joynaldi, diwawancarai secara doorstop interview beritaminang.com usai acara mengatakan, potensi Geopark di Sumbar sangat banyak, dan tersebar di seluruh kabupaten/kota. Melalui jambore inilah para badan pengelola geopark Sumbar bersilaturahmi dan berbagi pengalaman bagaimana mengelola Geopark sebagai sumber ekonomi dan destinasi wisata.
Banyak peserta yang merasa puas dan senang mengikuti jambore di Sawahlunto. Mereka berkomentar positif dan saling bertemu dengan semua badan pengelola untuk sharing ilmu pengetahuan yang bisa mereka terapkan untuk meningkatkan status geopark itu sendiri di daerahnya masing-masing. Dalam jambore ini ada tiga undangan badan geopark nasional sehingga mereka bisa memberi penilaian geopark Sumbar bisa sampai ke Universal Global Geopark (UGG).
"Tentu jalannya masih panjang dan butuh koordinasi dan kolaborasi, dengan seluruh pihak pemangku kepentingan. Inilah tanggapan saya terhadap penyelenggaraan Jambore Geopark Nasional ini adalah sesuatu yang sangat positif. InsyaAllah nilai geopark-nya meningkat maka meningkat pula nilai ekonomi masyarakat yang ada disekitarnya." Pungkas Wagub energik ini.
Sebanyak 180 peserta dan 40 tenda peserta dari berbagai kota dan kabupaten mulai meleburkan diri untuk kembali kedaerahnya masing-masing. Pihak penyelenggara Pemrov Sumatera Barat sangat mengapresiasi Sawahlunto selaku tuan rumah sehingga seluruh peserta merasa senang melakukan perkemahan di Camping Ground Kandi tersebut.
Walikota Sawahlunto H.Deri Asta dibagian sambutan penutupa mengharapkan Geopark Sawahlunto dapat meraih pengakuan UNESCO. Sebagai tuan rumah dia menyampaikan permintaan maaf atas berbagai kekurangan yang terjadi yang tidak berkenan selama penyelenggaraan Jambore.
"Sebagai tuan rumah kami tentu tak terlepas dari berbagai kekurangan dan kelemahan yang terjadi. untuk kami mohon maaf. Tapi diminta para peserta jangan pulang terburu-buru, mari berkeliling dan mampir dahulu ke berbagai objek wisata heritage ini" Ajak Deri Asta.
Terpisah, Kadis Pariwisata Pemuda dan Olahraga Adriyusman mengungkapkan, Jambore Geopark Nasional ini sekaligus sebagai ajang memperkuat identitas Kota Sawahlunto sebagai destinasi wisata kota tua Warisan Dunia UNESCO.
"Selain promosi Geopark Sawahlunto untuk melaju ke UGG fan mendapat pengakuan Badan dunia UNESCO" tukuk dia.
Menurut sumber diperoleh, Jambore Geopark Nasional akan diselenggarakan setiap 2 tahun sekali. Untuk pertamanya di Kota Sawahlunto, dan dua tahun berikutnya sebagai tuan rumah adalah Kabupaten Agam.
Dibalik sukses dan berhasil Sawahlunto sebagai tuan rumah yang baik, beberapa peserta jambore memberi masukan agar pengelola Camping Ground Kandi Sawahlunto menyikapi adanya gerombolan ternak liar yang masuk ke arena perkemahan.
"Selama jambore, ada dua kali terjadi beberapa ekor sapi masuk karena perkemahan. Kekurangan lain adalah soal listrik sering mati-mati. Mungkin ini masalah yang kami rasakan untuk bisa dievaluasi pengelola. Sarana dan prasarana lainnya bagus, kami sangat apresiasi." Ungkap salah satu unsur EO yang enggan disebut identitasnya.(Iyos)
Komentar