Epyardi Resmikan Masjid Raya Sulit Air, Soal Kisruh SAS Anak Tanah Abang Dilawan

PERISTIWA-1269 hit

Penulis: Iyos | Editor: Medio Agusta

SOLOK, SULIT AIR - Hampir seribu orang memadati Nagari Sulit Air, Kecamatan X Koto Diatas, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, untuk menyaksikan peresmian Masjid Raya yang dibangun donatur tunggal keluarga almarhum H.Marjohan Djamin, Sabtu (19/3/2023).

Rumah ibadah, yang dibandrol sekitar Rp 25 miliar itu diresmikan Bupati H.Epyardi Asda, M.Mar, didampingi Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Sulit Air Sepakat (SAS) H.Samsudin Muhktar, dan Sekjen SAS Suhetris, Sabtu (18/3/2013).

Hadir diacara peresmia Hj.Jalinus Jamin, istri alm H.Marjohan Djamin didampingi anak dan cucunya Safero. Juga tampak hadir unsur Forkomcam X Koto Diatas, DPC SAS dari berbagai daerah seperti DPW V SAS DKI Jakarta, Jabar dan Banten Yondri Firmansyah, Ketua DPW IV Refdizon AB, dan Ketua DPC SAS Petamburan, DPC SAS Menteng, DPC SAS Palembang, DPC SAS Pekan Baru, DPC SAS Padang, DPC SAS Batu Raja, DPC SAS Muara Dua, DPC SAS Bengkulu, DPC SAS Talo, dan DPC lainnya, Ketua KAN Sulit Air, Plt Wali Nagari Sulit Air, dan undangan lainnya.

Bupati Epyardi Asda, dibagian sambutannya mengemukakan rasa bangganya terhadap keluarga besar Sulit Air yang bergabung dengan organisasi Sulit Air Sepakat (SAS), dimana anggotanya menyebar di seluruh tanah air bahkan sampai ke luar negeri. Mereka hidup kompak, bersatu, dengan berbagai status pangkat dan jabatan yang luar biasa.

Namun demikian, lanjut Epyardi, didalam SAS masih ada ganjalan dan persoalan masalah hukum yang harus diselesaikan antara SAS kepemimpinan Happy Bone Zulkarnain (HBZ) hasil Mubes 2021 dengan kepemimpinan yang Syah menurut hukum H.Samsudin Mukhtar.

Belakangan, kasus gugatan perdata yang diajukan Samsudin Mukhtar terhadap Kemenkumham RI dan Tergugat Intervensi HBZ tentang keabsahan pengurus SAS menurut AD/ART SAS diputuskan hakim PTUN menang dalam perkara. Namun belum inkrah karena masih dalam proses dan m nunggu hasil kasasi.

"Saya diceritakan Pak Ketua Samsudin Mukhtar bahwa dia adalah pedagang Pasar Tanah Abang, dan pihaknya menang dalam gugatan melawan pihak Happy Bone di Pengadilan Tata Usaha Negara. Happy Bone itu teman saya sewaktu anggota DPR RI, nanti kalau ketemu saya bilang kebeliau anak Tanah Abang kok dilawan". Kata Epyardi, sontak, membuat suara riuh dan tepukan langsung menggema di ruangan Masjid Raya Sulit Air tersebut.

Bupati Epyardi mengapresiasi keberadaan Masjid Raya Sulit Air yang didanai secara pribadi oleh keluarga H.Marjohan Djamin. Ini membuktikan keberhasilan perantau Sulit Air dalam meraih rezeki sebagai pengusaha dan saudagar lainnya, hasilnya selalu dibawa untuk pembangunan kampung di Suli Air.

Hal ini ditunjukan pula oleh H.Samsudin Mukhtar sebagai sebagai salah satu pengusaha Sulit Air juga terinspirasi dari apa yang dilakukan Alm.H.Marjohan Djamin dengan menginfakan senilai Rp 250 juta untuk pembangunan Empang air di dekat Masjid Raya Sulit Air. Fungsi Empang ini selain untuk penyediaan debit air untuk persawahan, juga memiliki dampak ekonomis bila dimanfaatkan untuk pembudidayaan ikan yang dapat dinikmati masyarakat.

"Sebagai Bupati Solok saya sangat mengapresiasi Pak Samsudin Mukhtar yang ikut berkontribusi ingin membangun cek dan atau empang air ini. Nanti saya akan minta staf Dinas PUPR untuk merencanakan dan melakukan kajian terhadap rencana ini." Tukuk Epyardi Asda.

Terpisah, Ketua SAS Samsudin Mukhtar mengatakan, keinginannya untuk mengeluarkan kocek senilai Rp 250 juta terinspirasi dari keikhlasan keluarga H.Marjohan Djamin dalam membangun masjid megah yang baru diresmikan ini. Dia berharap keinginannya untuk mensedekahkan rezeki dari keuntungan bisnisnya sebagai pengusaha sukses di Jakarta dapat dinikmati masyarakat Nagari Sulit Air secara luas.

Amanah H.Marjohan Djamin

Hj. Jalinus Jamin (88), istri almarhum Mardjohan Djamin, perempuan yang berada dibalik pembangunan masjid ini mengatakan, pembangunan masjid ini melalui proses negosiasi yang panjang dengan berbagai pihak antara pihaknya dengan pemerintahan nagari dan berbagai tokoh lainnya di Nagari Sulit Air.

Diceritakan Hj.Jalinus, ide pembangunan masjid ini muncul ketika suaminya H.Marjohan Djamin berkumpul bersamanya dan anak-anak-anak ditengah kondisi kesehatan beliau mulai menurun karena faktor usia. Ayah anak-anaknya mengatakan, sebelum dia wafat dia harus menyelamatkan anak-anaknya dahulu agar harta yang dimiliki tidak menjadi perebutan dalam keluarga atau sebelum dia meninggal "anak-anak ambo disamparonokan (disempurnakan) dulu" kata dia.

Setelah itu, dia memberitahukan kepada anaknya Yeni, agar 1/3 dari harta kekayaan yang dimilikinya di wakafkan untuk kemaslahatan umat. Terserah bentuknya apa saja, yang penting 1/3 dari kekayaan boss textile Tanah Abang ini harus disisihkan untuk kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat di tanah kelahirannya Sulit Air.

Singkat cerita, tak lama H.Marjohan Djamin wafat, keluarganya pun pulang ke Sulit Air untuk menunaikan amanat wakaf H.Marjohan Djamin yang direncanakan untuk membangun masjid ditempat yang sekarang. Sebelumnya, ditempat ini sudah berdiri sebuah masjid berusia sekitar 55 tahun yang dibangun Hj.Rosma, tapi tiga tahun belakangan kondisinya sudah melapuk terutama atap yang banyak bocor dan lainnya. Bahkan, menurut Hj. Jalinus, kerusakan mesjid yang sering diperbaiki tersebut telah menelan hingga Rp 600 juta lebih.

Menyikapi kondisi ini, keluarga besar H.Marjohan bermufakat, sebaiknya dibangun saja masjid yang baru sebagai pengganti masjid lama yang mulai melapuk, namun tentu harus minta izin dahulu ke keluarga Hj.Rosma. Alhamdulillah, sekitar tiga tahun lalu keluarga Etek Rosma mengizinkan rencana itu dengan sryarat masjid tidak boleh terbengkalai, tapi harus dibangun siap seutuhnya.

Setelah mendapat signal positif keluarga H.Rosma, Hj.Jalinus langsung bicara dengan Walinagari ketika itu Ny.Alex Suryani, dan beliaupun mensupport dan mengizinkan untuk membongkar mesjid lama dan membangun seutuhnya masjid baru. Tetapi persoalan belum selesai sampai disitu, banyak tokoh dan pihak lainnya jangan membongkar masjid yang sudah ada tapi silahkan bangun di daerah Kubang Duo, masih di Nagari Sulit Air.

"Alhamdulillah, berkat pemahaman dan komunikasi yang dibangun bersama antara kami sebagai pendonasi pembangunan dengan tokoh dan masyarakat Nagari Sulit Air masjid ini dapat berdiri dengan kokoh untuk digunakan sebagai tempat mensyiarkan Islam bagi masyarakat muslim, khususnya warga Nagari Sulit Air yang berada dari berbagai jorong nagari." Ungkap Hj.Jalinus Jamin, didampingi cucunya Safero, tanpa mau menyebut berapa besar dana yang dia gunakan untuk pembangunan masjid tersebut.(Iyos)

Loading...

Komentar

Berita Terbaru