Tahukah Anda, Inilah Tradisi Bararak di Padang Laweh Sijunjung

SELINGAN-486 hit

Penulis: Mela/BM | Editor: Marjeni Rokcalva

BARARAK atau yang sering disebut "baga'ak" oleh masyarakat setempat di padang laweh merupakan tradisi yang dilaksanakan pada hari pertama raya idul fitri atau lebih tepatnya setelah pelaksanaan sholat idul fitri selesai.

Bararak ini tidak sama dengan bararak yang dilaksanakan pada saat baralek pernikahan meskipun namanya sama tetapi waktu dan pelaksanaannya berbeda.

Bararak saat pernikahan biasanya dilakukan oleh orang kampung dan ada sang pengantin yang akan di arak Berkeliling kampung diiringi dengan pembawa beban yang isinya makanan khas daerah seperti pinyaram pisang, nasi kuning, karucuik baluik,rendang, sup dan sebagainya serta saat berarak diiringi dengan musik tradisional yang meriah. Rombongan pemain musik ini disebut dengan tabuik. Serta membawa sirih dalam carano dan sang pengantin akan memakai baju pengantin sesuai dengan daerah masing-masing, karena setiap daerah memiliki baju pengantin yang berbeda pula .

Berbeda dengan berarak yang ingin saya jelaskan saat ini, perbedaan nya adalah berarak ini akan dilaksanakan pada awal raya idul fitri, bawaannya hanya kemenyan dan korek api untuk menghidupkan kemenyan saat ingin berdoa di makam, saat berarak pun tidak di iringi musik namun diiringi dengan bacaan sholawat nabi oleh orang siak, mengenai pakaian jika bararak saat pernikahan memakai pakaian pengantin yang artinya telah khusus dan sesuai dengan adat yang ada di daerah tersebut namun bararak ini akan memakai pakaian terbaik saat ke makam pakaian terbaik yang saya maksud adalah pakaian yang memang di pakai pada hari raya idul fitri yang artinya baju yang perempuan akan memakai rok boleh juga memakai gamis namun tentu tidak boleh memakai celana, sedangkan yang laki-laki akan memakai baju kokoh dan peci .

Sebelum kegiatan bararak dimulai, keluarga yang akan mengadakan bararak melakukan persiapan terlebih dahulu dengan menghidangkan makanan untuk orang siak karena sebelum pergi bararak orang siak akan makan bersama dengan keluarga yang akan mengadakan kegiatan bararak bisa juga di sebut satu keluarga mengundang orang siak untuk melakukan bararak setelah makan bersama barulah orang siak membacakan doa" yang ada di dalam al qur'an mulai dari ayat" pendek dilanjutkan dengan membacakan sholawat nabi .

Bararak hanya dilakukan satu kali dalam setahun yaitu bertepatan pada hari pertama idul fitri, waktu pelaksanaan kegiatan bararak ini bisa dimulai dari pagi, siang maupun sore tergantung dari kesepakatan keluarga dengan orang siak.

Meskipun kegiatan bararak banyak dilakukan orang pada hari pertama raya hal ini pun masih bisa dilanjutkan oleh keluarga yang belum melakukan bararak pada hari ke-2 maupun hari ke-3 raya idul fitri , hal ini dapat terjadi dikarenakan orang siak sudah memiliki jadwal yang penuh untuk melakukan kegiatan bararak artinya orang siak telah diundang lebih dulu oleh keluarga tetangga lainnya yang akan melakukan kegiatan bararak.

Bararak adalah berjalan beriringan menuju ke makam keluarga yang telah meninggal, saat berjalan menuju kuburan diiringi dengan membaca bacaan sholawat nabi oleh orang siak ( orang-orang yang ahli dalam hal agama islam sejak dahulu sampai sekarang ),

Membaca sholawat nabi sepanjang jalan menuju makam bertujuan untuk menyampaikan dan mendoakan keluarga yang telah meninggal agar mengingatkan bahwasanya meskipun hari raya idul fitri adalah hari bahagia namun keluarga yang masih hidup tidak melupakan arwah keluarga yang telah meninggal

Bararak ini terdiri dari satu buah keluarga dalam satu rumah dan beberapa orang siak yang telah diundang untuk melaksanakan kegiatan bararak karena orang siak lah yang akan memimpin doa sebelum pergi ke makam hingga sampai ke makam keluarga.

Sesampainya di makam dilanjutkan dengan membersihkan makam terlebih dahulu dengan membuang dedaunan dan memotong rumput yang mungkin ada di makam. Membersihkan makam pun ada adab nya seperti di Padang Laweh di yakini oleh masyarakat setempat bahwasanya tidak boleh mencabut rumput yang ada di makam karena jika rumput yang ada di makam dicabut arwah yang ada di dalam makam akan merasakan sakit seperti bulu nya dicabut dari kulitnya, bulu yang ada di kulit orang yang telah meninggal ini di ibaratkan dengan rumput yang ada di atas makam tersebut. Maka jika rumput di cabut orang yang ada di dalam makam akan merasa kesakitan.

Sebelum berdoa dibakar lah kemenyan.oleh satu orang perempuan yang ada dalam rombongan Bararak , kemenyan Merupakan pohon penghasil getah kemenyan, yaitu berupa resin atau getah yang digunakan sebagai bahan obat, dan perlengkapan untuk melakukan doa, kemenyan digunakan dengan cara di bakar. Kemenyan ini untuk mengartikan agar doa tersampaikan kepada orang yang akan di doakan, Setelah makam bersih dan kemenyan telah dihidupkan barulah berdoa yang di pimpin oleh orang siak .

Kenapa masih menggunakan kemenyan? Tentunya dikarenakan hal-hal seperti ini masih dipercayai oleh sebagian masyarakat Padang Laweh kalau kemenyan dapat membantu menyampaikan doa mereka kepada Allah SWT.

Orang siak akan berpindah dari makam satu ke makam lainnya untuk memimpin doa sampai semua makam keluarga yang mengadakan kegiatan bararak selesai didoakan oleh orang siak .

Kegiatan bararak tidak hanya dilaksanakan oleh orang yang memiliki tempat tinggal dekat dengan makam, namun keluarga yang memiliki tempat tinggal jauh dari makam tetap melakukan kegiatan bararak dan tidak menghalangi keluarga untuk tetap berdoa ke makam.

Mereka akan datang menggunakan kendaraan seperti mobil dan ada juga yang mengunakan motor untuk sampai menuju makam .

Rombongan bararak yang memiliki tempat tinggal jauh tidak akan langsung pergi ke makam,mereka akan berhenti dahulu di persimpangan makam kemudian barulah dilanjutkan berjalan berarak ke makam bersama rombongan keluarga dan orang siak tentunya.

Setelah kegiatan berdoa di makam telah selesai barulah mereka pulang bersama-sama ke rumah masing-masing, orang siak pun akan di beri bingkisan yang berisi kue dan uang seikhlasnya dari keluarga yang melakukan kegiatan Bararak.

Maka tidak heran jika mengunjungi padang laweh pada hari 1 sampai hari ke 3 raya idul fitri akan banyak ditemui rombongan orang yang melakukan kegiatan bararak, tidak hanya satu rombongan bararak melainkan banyak rombongan orang berarak beramai-ramai ke makam untuk mendoakan keluarga yang telah pergi mendahului mereka.

Dari kegiatan bararak ini dapat dilihat bahwasanya adat dan tradisi di padang laweh masih kental seperti masih adanya masyarakat yang mempercayai kalau memakai kemenyan dapat menyampaikan doa mereka. ***

Penulis: Mela Putri, Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas

(Mela/BM)

Loading...

Komentar

Berita Terbaru