Penulis: Yus | Editor: Medio Agusta
BUKITTINGGI - Kendati Pemko Bukittinggi mengklaim putaran transaksi UMK selama kegiatan Pedati dan peringatan HJK Bukittinggi mencapai Rp 1 M sampai Rp 1,5 M perhari,namun penjual jasa Angkutan tradisional Bendi belum merasakan ada peningkatan yang signifikan terhadap pendapatannya selama Pedati tersebut.
Seperti di ungkap si il, kusir bendi yang tinggal di tarok, mengaku mulai beroperasi di seputaran Jam Gadang mulai pukul 10.00 wib, dia mangkal di dekat tugu atau depan CFC, menunggu pengunjung Bukittinggi yang akan memanfaatkan jasanya mengelilingi beberapa ruas jalan dalam kota Bukittinggi dengan route dari Jam Gadang, sampai lapangan kantin di patok tarifnya Rp 50 Ribu,atau Jam Gadang melintas sampai ke Panorama dengan tarif Rp 100.000, masih sepi penumpang,katanya.
Pengunjung diakuinya memang ramai,tetap hanya hilir mudik di seputaran jam gadang.
Baca Juga
- Pemko dan DPRD Bukittinggi Sepakati Tiga Ranperda Menjadi Perda
- Wawako Marfendi Menjadi Irup Upacara HUT Korpri ke 53 dan Hut PGRI ke 79 Tahun 2024
- Pemko Bukittinggi Cek Kualitas Beras Bantuan Pangan Desember 2024
- Pilkada Bukittinggi: Pasangan Ramlan-Ibnu Sementara Unggul dari Petahana
- Wako Erman Safar Temui Menteri PU Serahkan 3 Proposal Untuk Kegiatan Prioritas Bukittinggi
Pedagang makanan, mungkin terjadi peningkatan transaksinya selama Pedati,tetapi bagi kami kusir bendi,belum merasakan peningkatan pendapatan yang signifikan.
"lebih banyak mangkalnya dari pada jalan membawa penumpang, dari pagi sampai pukul 16.00 ini,baru mendapat hasil Rp 250 ribu", ungkapnya.
Namun Si il tidak menafikan dampak pedati ini pada peningkatan perekonomian pedagang kuliner, dan mengharapkan bagaimana Pemko juga memperhatikan kusir angkutan tradisionsl penunjang wisata di Bukittinggi, dengan memberikan subsidi kepada kusir bendi untuk mengangkut pengungjung mengelililingi Kota Bukittinggi dengan gratis, harapnya.
( Yus).
Komentar