Penulis: M. Abduh | Editor: Marjeni Rokcalva
PASAMAN - Benteng Bukit Tak Jadi atau Benteng Pertahanan Imam Bonjol menjadi salah satu cagar budaya tidak bergerak yang ada di Kabupaten Pasaman, Sumatra Barat. Lokasi ini berada di Jalan Jorong Kampung Talang, Nagari Ganggo Hilia, Kecamatan Bonjol.
Benteng Bukit Tak Jadi ini memiliki luas bangunan dan luas lahan lebih-kurang 1 ha. Untuk menuju lokasi situs Benteng Bukit Tak Jadi relatif sulit karena lokasinya berada di bukit. Untuk menuju lokasi situs bisa menggunakan kendaraan motor roda dua. Tapi itu jika cuaca bagus atau tidak hujan. Jika hujan hanya bisa dengan berjalan kaki.
Benteng ini berada di atas tanah ulayat kaum milik Datuk Mangkudum (Suku Jambak) dan dikelola oleh Nagari Ganggo Hilia. Benteng Bukit Tak Jadi merupakan benteng pertahanan yang digunakan oleh Imam Bonjol dan pasukannya pada waktu Perang Padri.
Waktu zaman Perang Paderi benteng ini berada di Pemukiman Bonjol dan di dekat benteng terdapat sarana rumah sakit. Tidak jauh dari tangsi militer terdapat sumber air panas yang belakangan ini di sana dibangun sarana pemandian.
Namun kawasan pemandian ini terkenal sebagai daerah yang kurang baik untuk kesehatan. Sebab airnya mengandung belerang yang menimbulkan bau yang tidak sedap.
Di era Perang Paderi pemukiman Bonjol terkenal sebagai sebuah desa yang kuat. Sebelum jatuh ke tangan Belanda tempat tersebut merupakan markas kaum Padri. Mereka terlibat dalam perang dengan Kolonial Belanda yang terkenal sebagai Perang Paderi dengan pimpinan Imam Bonjol.
Situs Benteng Bukit Tak Jadi sebenarnya merupakan tempat pertahanan Tuanku Imam Bonjol dalam melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Lokasinya berupa daerah perbukitan yang membujur dari utara ke selatan sepanjang kurang lebih 800 meter.
Dari atas bukit itu seluruh kawasan yang ada di bawahnya dapat terlihat dengan jelas. Karena itulah Bukit Tak Jadi dijadikan basis pertahanan, karena letaknya strategis. Melalui bukit tersebut pandangan akan leluasa mengawasi daerah Bonjol dan sekitarnya.
Namun saat ini di lokasi tersebut tidak ditemukan satupun struktur bangunan yang mengindikasikan dulunya merupakan sebuah bangunan pertahanan.
Pada sisi barat yang menghadap ke kampung terdapat sebuah lubang pengintaian berbentuk setengah lingkaran. Tingginya hanya 75 cm dengan lebar bagian bawah 95 cm. Sedangkan lingkaran dalam 30 cm x 30 cm dan tinggi dari permukaan tanah 2 meter.
Benteng ini memanfaatkan bukit yang panjangnya kira-kira 800 meter dengan ketinggian yang cukup untuk mengintai musuh. Kondisi tanahnya bukit cadas dangan permukaan puncak sekitar 4 hingga 10 meter. Pada bagian puncak bukit saat ini sudah diolah masyarakat.
Belakangan di lokasi benteng didirikan monumen untuk mengenang perjuangan Tuanku Imam Bonjol.
Menurut informasi, tidak jauh dari lokasi benteng Bukit Tak Jadi terdapat lokasi dengan lubang-lubang kecil di permukaan tanah sebagai sisa tungku yang dipercaya merupakan bagian dari dapur yang digunakan pada masa perjuangan Tuanku Imam Bonjol. (***)
*) M. Abduh dari Hutan Kemasyarakat Musus Saiyo, Ganggo Hilia, Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat adalah peserta Pelatihan Jurnalisme Warga "Muda Melangkah" yang diadakan WRI Indonesia di Bukittinggi akhir Agustus 2022
(M. Abduh)
Komentar