Penulis: Iyos | Editor: Medio Agusta
SOLOK, SULIT AIR- Mudiknya para perantau tahun ini, setelah vakum selama dua tahun akibat pandemi COVID-19 sangat mewarnai Nagari Sulit Air, Kecamatan IX Koto Diatas, Kabupaten Solok dalam menyambut Hari Raya Idhul Fitri 1443 H yang dihiasi malam takbiran dengan arakan "suluah botuang" obor terbuat dari bambu sebagai sebuah tradisi masyarakat Nagari Sulit air setiap menyambut lebaran Idhul Fitri.
"Kami ingin mempertahankan nilai tradisi yang sudah berlangsung sejak puluhan tahun silam dalam setiap menyambut Idhul Fitri dengan menampilkan arak-arakan suluah botuang. Hal ini juga mengingatkan kami kedalam suasana tahun 70-an. Alhamdulillah sejak 5 tahun ini tradisi yang sempat menghilang kami lestarikan kembali." Tutur Yondri Firmansyah kepada beritaminang.com tadi malam.
Suluah botuang adalah obor yang terbuat dari ruas bambu jenis talang dengan diberi sumbu sabut kelapa, sedangkan bahan bakarnya adalah minyak tanah. Pada zaman dahulu sebelum listrik masuk kampung, alat penerang yang digunakan masyarakat adalah suluah (Suluh), bisa terbuat dari botuang talang juga dari daun kelapa kering yang di ikat tanpa bahan bakar minyak.
Arak-arakan suluah botuang mayoritas diarak kaum muda anak nagari yang bergembira ria setelah meraih kemenangan berpuasa selama satu bulan penuh. Mereka melampiaskan kebahagiaan dalam menyambut Hari Raya Idhul Fitri 1443 Hijriah.
"Tak kurang 500 orang pelajar, pemuda dan pemudi dari TPA, Didikan Subuh, anak SD dan masyarakat terlibat dalam malam takbiran suluah botuang tersebut." Tukuk Yondri.
Rute yang dilewati mulai dari lapangan Koto Tuo, kemudian Balai Lamo, Gando, kembali lagi ke Titi, lalu ke Silungkang dan kembali ke Balai Lamo (depan Kantor Wali Nagari) dengan jarak tempuh sekitar 3 km yang dilepas resmi Wali Nagari, Ketum DPP SAS H. Syamsudin Muktar, Ketua MUN, Sekjend DPP SAS, Dt. Majo Kotik serta tokoh masyarakat lainnya.
Disepanjang rute yang dilewati, arak-arakan suluah botuang disambut gegap gempita dengan mengumandangkan asma Allah dan pekikan takbir. Para perantau yang sudah berdatangan ke kampung halaman untuk mudik dan ikut Mubes SAS ke 23 tahun tanggal 3-5 Mei 2022 turut meramaikan dan mengelu-elukan barisan suluah botuang.
"Kerinduan kami terobati setelah sampai di kampung yang disambut dengan malam takbiran seperti tahun 70-an silam. Alhamdulillah, di Idhul Fitri 1443 H mari kita rajut kembali silaturahmi untuk bersama membangun kampung." Tutur seorang perantau yang sudah lama tidak pulang ke Sulit air. (Iyos)
Komentar