Penulis: Marjeni Rokcalva
PASAMAN BARAT - Penanaman mangrove dan cemara laut di bibir pantai memiliki fungsi ganda selain untuk mitigasi bencana sebagai penahan air saat tsunami juga untuk pariwisata yang mendukung perekonomian masyarakat pesisir.
"Konsultasi kita dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mangrove dan cemara laut ini sangat efektif untuk penahan gelombang jika terjadi tsunami. Lingkungan mangrove juga bisa dimanfaatkan untuk pariwisata," kata Gubernur Sumbar Mahyeldi saat menghadiri penanaman pohon tersebut di Nagari Maligi Kecamatan Sasak Ranah Pesisir Kabupaten Pasaman Barat, Rabu (1/9/21)
Ia mengatakan mangrove dan cemara laut lebih efektif dari sea wall atau dinding laut sehingga penanamannya digalakkan di sepanjang pantai di Sumbar yang memiliki ancaman tsunami.
Baca Juga
- Gubernur Sumbar ikuti Rapat Virtual Evaluasi Pilkada Serentak 2024 Bersama Mendagri
- Gubernur Sumbar Lantik Sejumlah Pejabat Adminstrator dan Pengawas
- Gubernur Mahyeldi Sambut Kedatangan Wamen UMKM Helvi Yuni Moriza di Sumbar
- Gubernur Sumbar Mahyeldi: Penting Dilakukan Kanalisasi Bakat Anak Difabel Bertalenta
- Gubernur Sumbar Minta Seluruh OPD Bergerak Cepat Tangani Banjir Pessel
Beberapa daerah yang telah memiliki "hutan mangrove" memanfaatkannya untuk pariwisata dengan membangun akses jalan dari papan seperti dermaga sehingga wisatawan bisa menikmati suasana yang asri dan aneka ragam satwa seperti burung yang menghuni hutan mangrove tersebut.
"Potensi wisata ini akan memiliki efek domino terhadap perekonomian karena akan tumbuh UMKM serta pusat kuliner di sekitarnya," ujar Mahyeldi.
Selain itu hutan mangrove juga akan melindungi pantai dari ancaman abrasi sehingga bisa pula dimanfaatkan untuk usaha tambak udang.
Gubernur menyebut potensi tambak udang sangat besar untuk dikembangkan di daerah pesisir karena pasarnya yang luas hingga luar negeri juga akan menyerap tenaga kerja yang lumayan banyak.
Hanya saja untuk bisa membuka usaha tersebut, harus ada beberapa syarat yang dipenuhi diantaranya yang paling utama adalah Perda RTRW yang mendukung.
"Karena itu Bupati harus secepatnya berupaya mengubah Perda RTRW agar daerah pesisir bisa dimanfaatkan untuk perekonomian masyarakat," ujarnya.
Sementara itu Bupati Pasaman Barat mengatakan Hamsuardi mengatakan panjang pantai di Nagari Maligi tersebut sekitar 13 kilometer. Untuk mengurangi potensi ancaman abrasi dilakukan penanaman mangrove dan cemara laut.
Potensi ekonomi dari pesisir pantai itu akan dioptimalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat seperti dengan usaha tambak udang.
"Kita mendukung pembangunan tambak di sini. Namun investor harus datang langsung dan berkomunikasi dengan masyarakat," ujarnya.
Ikut hadir dalam kegiatan itu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar, Kepala Balitbang Sumbar, Wali Nagari dan sejumlah tokoh masyarakat.
BIRO ADPIM SETDAPROV SUMBAR
Komentar