Penulis: Do | Editor: Redaktur
LIMA PULUH KOTA - Sumatera Barat memiliki Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Hijauan Pakan Ternak (HPT) Yang terletak di Padang Mengatas Kabupaten Lima Puluh Kota. Jika dikembangkan, sangat layak menjadi ikon wisata baru di Ranah Minang.
Dengan luas hampir 280 hektar (ha) dan populasi lebih dari 1300 ekor sapi, BPTU HPT Padang Mengatas memiliki sejarah panjang sebagai warisan Belanda.
Keindahan rumput hijau bersatu dengan langit biru yang luas, ditemani sensasi udara sejuk di kaki Gunung Sago, membawa para pengujung BPTU HPT Padang Mengatas seolah tengah berada di tengah Padang Savana, New Zealand.
Baca Juga
- Kabupaten Limapuluh Kota Menuju Smart City Lewat Quick Win Program
- 181 Tahun Kabupaten Limapuluh Kota, Masyarakat Sehat Ekonomi Bangkit
- Laporan Kinerja DPRD Kabupaten Limapuluh Kota Tahun 2021
- Kebakaran Hebat Landa Tanjung Pati, Hanguskan Beberapa Tempat Usaha
- Bupati Lima Puluh Kota Serahkan Bantuan untuk Warga Terdampak Banjir Manggilang
"Wisata Peternakan untuk Sumatera Barat akan menjadi kebanggaan kita," ucap Gigih Tri Pambudi, Kepala BPTU HPT Padang Mengatas kepada wartawan.
Gigih mengatakan selama di Balai yang berada di bawah naungan Kementerian Pertanian, pengunjung akan menemukan sensasi wisata edukasi bidang yang sangat luar biasa.
"Orang bilang disini seperti di New Zealand. Jadi kami sebut disini dengan bukit New Zealand. Banyak pengunjung yang datang mulai dari anak-anak SD hingga mahasiswa dan sampai saat ini masih gratis. Ke depan kami harapkan Balai ini bisa ditetapkan sebagai salah satu tempat eduwisata di Lima Puluh Kota," ujarnya.
BPTU HPT Padang Mengatas sempat menjadi pusat pembelajaran peternakan dari negara tetangga dan pusat pembibitan terbesar di Asia Tenggara. Gigih menjelaskan tugas dan fungsi utama Balai ini mendukung peningkatan populasi dan produktivitas daging sapi nasional dengan menghasilkan bibit berkualitas.
"Tidak hanya menghasilkan bibit yang berkualitas, ke depan BPTU-HPT ini diharapkan bisa menjadi wisata edukasi yang sesuai dengan arahan Bapak Menteri Pertanian, yakni harus maju, mandiri dan modern, tentu dengan sentuhan teknologi di dalamnya," kata Gigih.
Dia mengatakan teknologi akan meningkatkan kinerja BPTU HPT dalam mendukung pemenuhan daging nasional. Sedangkan untuk jenis sapi yang paling banyak dikembangkan adalah sapi simmental dan limousin.
"Selain sapi limousin dan simmental, disini juga ada sapi lokal yakni sapi pesisir asli tanah minang," tambahnya.
Seperti diketahui, Sumbar selama ini dikenal sebagai wilayah dengan pantai dan pulau kecil yang menawan dari ujung selatan hingga utara, termasuk ombak kelas dunia di Kepulauan Mentawai. Keberadaan BPTU HPT seolah melengkapi Destinasi berwisata di Sumbar yang dikenal sebagai surganya wisatawan.
Memiliki potensi untuk berkembang sebagai eduwisata terkemuka dan termegah ini perlu kita pelihara dengan baik. Gigih mengimbau pengunjung BPTU HPT agar senantiasa menjaga kebersihan dan fasilitas yang ada selama berada di kawasan itu agar kualitas dan kesehatan hewan ternak tetap terjaga.
"Kepada para pengunjung, kami himbau agar menjaga kebersihan selama di lokasi serta menjaga fasilitas yang tersedia, ini penting untuk menjaga kesehatan dan kualitas hewan ternak yang ada disini itu yang paling bagus buat saya. Bagaimana bisa menjaga peternakan ini," pungkas Gigih. (Do)
Komentar